Khofifah Pimpin Upacara Hari Santri di Mapolda Jatim

Min.co.id-Jatim-Puncak peringatan Hari Santri Nasional 2019 di Jawa Timur berlangsung meriah. Bertempat di Lapangan Apel Mapolda Jatim, Selasa (22/10), ratusan santri dari seluruh pesantren di Jatim mengikuti upacara Hari Santri Nasional 2019 yang dipimpin Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa selaku inspektur upacara.

Hadir dalam peringatan Hari Santri Nasional 2019, di antaranya Forkopimda Jatim, yaitu Kapolda Jatim, Pangdam V/Brawijaya, perwakilan dari Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur, perwakilan Koarmada II, perwakilan Lanud Juanda. Kemudian hadir pula Ketua MUI Jawa Timur, serta perwakilan Pejabat Utama Polri dan TNI.

Kapolda Jatim, Irjen Pol Luki Hermawan mengatakan, sesuai izin Gubernur Jatim maka seluruh anggota Polri dan TNI ikut merayakan Hari Santri Nasional 2019. Pihaknya juga mengucapkan terima kasih atas doa dari para santri se Jawa Timur, sehingga pelaksanaan pesta demokrasi di Jatim bisa berjalan aman dan kondusif.

“Ahamdulillah, pelaksanaan pesta demokrasi sampai dengan dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden untuk wilayah Jatim dan wilayah Indonesia aman dan kondusif. Kami berpesan khususnya para santri untuk memiliki wawasan kebangsaan dan keagamaan setrta wawasan pembangunan supaya menjadi SDM yang unggul dan untuk Indonesia maju,” kata Irjen Pol Luki Hermawan.

Gubernur Khofifah mengaku, hari santri ini wujud dari dedikasi untuk perdamaian dunia. Meskipun upacaranya di gelar di Polda Jatim, Khofifah mengaku pesan-pesan yang ditunjukkan adalah untuk membangun kedamaian di seluruh dunia. Sehingga harus terus tetap dikumandangkan di event apa pun dan kapan pun.

“Di hari santri ini saya berpesan kepada pesantren-pesantren di Jatim dan di seluruh Indonesia untuk memberikan hadiah kepada warga bangsa berupa Salat Istisqo di berbagai tempat.
Sehingga kekeringan dari kemarau yang cukup panjang ini, kita mohon munajat kepada Allah mudah-mudahan segera diturunkan hujan yang memberikan berkah,” pesan Khofifah.

Pihaknya pun juga menghimbau dan mendorong untuk melaksanakan Salat Istisqo di berbagai tempat di setiap lini. Sehingga dengan mengumandangkan Salat Istisqo, pihaknya berharap kekeringan yang ada di Jawa Timur bisa segera teratasi dengan diturunkannya hujan oleh Allah SWT.

“Mari semua pesantren, santri maupun seluruh lini bersama-sama mengumandangkan Salat Istisqo. Oleh karena itu hadiah dari proses yang bisa kita lakukan kepada saudara kita, yakni dengan munajat kepada Allah yang maha menurunkan hujan yang barokah,” ungkapnya.

Peran pesantren, sambung Khofifah, pesantren ini di dalam naskah sambutan amanat Menteri Agama ini bisa dijadikan sebagai laboratorium perdamaian. Berangkat dari heterogenitas yang menjadi bagian dari Indonesia dan keberagaman ini, pihaknya mengajak seluruh santri untuk membangun dengan suasana saling menghormati, saling menghargai dan kita bangun harmoni.

Untuk itu, lanjut Khofifah, bagi seluruh pesantren dan santri serta para Kiai, marilah menghadirkan Islam Rahmatan Lil Alamin. Dan menjadikan Islam penuh damai, Islam penuh kasih yang bisa mengayomi melindungi dan berseiring dengan seluruh keberagaman yang hidup. Sehingga akan menjadi referensi dunia.

“Saya berharap bahwa hari santri kali ini yang ingin membangun pesan perdamaian untuk dunia. Resonansinya bisa kita jaga dan mudah-mudahan dunia akan melihat Indonesia menjadi salah satu bagian referensi tentang bagaimana keberagaman bisa berseiring dalam kehidupan yang harmonis,” jelas Khofifah. (afr/s)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *