Malaysia | Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali mengukir prestasi gemilang di panggung internasional. Melalui Subdirektorat Pusat Unggulan Iptek Disabilitas (PUID), Unesa berhasil menyabet penghargaan prestisius dalam ajang Innovation for Disability Inclusive Education Competition (IDIEC) 2025 yang digelar di Sarawak, Malaysia.
Dalam forum bergengsi yang diikuti berbagai negara seperti Korea, Filipina, Malaysia, dan Indonesia, penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Pembangunan Wanita, Kanak-kanak, dan Kesejahteraan Komuniti Sarawak, Dato Sri Hajah Fatimah Abdullah, kepada Kasubdit PUID Unesa, Budiyanto.
“Ini adalah bentuk apresiasi atas kerja keras kami dalam menciptakan inovasi yang memberdayakan penyandang disabilitas melalui pendidikan. Beberapa produk kami bahkan telah digunakan di sejumlah negara ASEAN,” ujar Budiyanto, Guru Besar Disabilitas dari Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Unesa, melalui rilis resminya, Jumat (1/8/2025).
Ragam Inovasi Unesa yang Diakui Dunia
PUID Unesa dikenal aktif dalam pengembangan teknologi dan media pendidikan untuk mendukung sistem pendidikan inklusif. Beberapa inovasi andalan yang menarik perhatian dunia antara lain:
-
Jobdis: Platform digital yang menghubungkan penyandang disabilitas dengan peluang kerja yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka.
-
Fun Big Book: Media pembelajaran interaktif yang didesain khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus, menggabungkan visualisasi menarik dan metode pengajaran adaptif.
-
Quranic Recitation Virtual Reality (QVR): Teknologi bantu berbasis VR yang memfasilitasi penyandang tunarungu dan tunawicara dalam mempelajari bacaan Al-Qur’an, gerakan wudhu, dan salat melalui animasi interaktif.
“Inovasi ini bukan hanya alat bantu, tapi bentuk nyata komitmen Unesa dalam memperjuangkan hak pendidikan yang setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas,” tegas Budiyanto.
Ajang Prestisius Pendidikan Inklusi Global
IDIEC merupakan ajang internasional yang menjadi ruang temu gagasan, kolaborasi, dan penghargaan atas inovasi pendidikan inklusi. Kompetisi ini menekankan pentingnya metode pembelajaran yang adaptif, berkeadilan, dan berdampak nyata bagi peserta didik berkebutuhan khusus.
Dengan capaian ini, Unesa tak hanya mengharumkan nama Indonesia, tetapi juga membuktikan bahwa inovasi dalam dunia pendidikan bisa melintasi batas negara dan memberi manfaat global.
“Penghargaan ini bukan akhir, tapi awal dari misi besar kami untuk menjadikan dunia pendidikan lebih ramah, inklusif, dan manusiawi,” tutup Budiyanto penuh semangat.(*)