Menjelajahi Keindahan Desa Wisata Girikerto: Warisan Kolonial di Kaki Gunung Lawu

Min.co.id ~ Ngawi ~ Desa Wisata Girikerto, yang terletak di lereng utara Gunung Lawu, menyimpan pesona alam dan sejarah yang unik. Desa ini terkenal dengan kebun teh peninggalan kolonial dan Kampung Belanda, yang menawarkan nuansa Eropa di tengah hijau suburnya pegunungan Jawa.

Terletak di Kecamatan Sine, Ngawi, Girikerto merupakan salah satu destinasi wisata rintisan yang kini mulai populer di kalangan wisatawan, terutama pada akhir pekan.

Kebun teh seluas 478 hektar di Kampung Jamus, yang dulunya dimiliki oleh pengusaha Belanda bernama Van de Rappard, menjadi daya tarik utama di desa ini. Dikelilingi oleh perumahan bergaya kolonial yang dihuni sekitar 200 kepala keluarga, Kampung Jamus kerap dijuluki sebagai “Kampung Belanda.”

Dengan udara sejuk khas pegunungan dan pemandangan hijau yang menyejukkan mata, desa ini menjadi surga bagi para pencari ketenangan dan penggemar fotografi.

Selain kebun teh dan Kampung Belanda, Desa Girikerto juga terkenal dengan sawah terasering yang menghiasi lereng Gunung Lawu.

Sistem persawahan berundak ini menambah keunikan lanskap desa dan menawarkan pemandangan menakjubkan bagi para pengunjung.

Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang dipelopori oleh anak-anak muda kreatif setempat telah membangun berbagai fasilitas wisata, termasuk menara pandang terbuka yang memungkinkan pengunjung menikmati panorama Gunung Lawu, kebun teh, dan sawah yang membentang.

Tidak hanya menawarkan keindahan alam, Girikerto juga kaya akan sumber daya air. Mata air Sumber Koso, yang berada di Dusun Girikerto, menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat setempat.

Debit airnya yang besar tidak hanya menyediakan pasokan air bersih, tetapi juga mengairi sawah-sawah di sekitarnya.

Area sekitar Sumber Koso kini disulap menjadi wana wisata dengan fasilitas berkemah yang menarik banyak pengunjung. Sebuah telaga kecil dengan air jernih yang dihuni oleh ikan koi menjadi pusat perhatian di area ini.

Dengan retribusi yang terjangkau, hanya Rp5.000 per orang, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sekaligus mendukung pelestarian lingkungan. Waktu terbaik untuk mengunjungi Girikerto adalah antara bulan April hingga September, ketika musim kemarau menghadirkan cuaca cerah dan nyaman untuk menjelajahi desa ini.

Desa Wisata Girikerto tak hanya menawarkan wisata alam, tetapi juga sejarah dan budaya. Jika Anda mencari destinasi yang menawarkan pengalaman berbeda di sekitar Gunung Lawu, pastikan Girikerto masuk dalam daftar perjalanan Anda. Selamat berwisata dan menikmati pesona alam Girikerto!(*)

Editor : Achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *