Teknologi Jadi Kunci Revolusi Pertanian di Indonesia: Solusi BRIN untuk Masa Depan

Min.co.id ~ Jakarta ~ Di tengah tantangan global di sektor pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan serangkaian inisiatif untuk merevolusi pertanian Indonesia. Dalam Refleksi Akhir Tahun 2024, Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, memaparkan pentingnya pemanfaatan teknologi dalam menciptakan sistem pertanian yang lebih modern dan berkelanjutan.

Amarulla mengapresiasi kemajuan negara-negara Afrika, seperti Etiopia dan Nigeria, yang berhasil meningkatkan hasil pertanian melalui teknologi. Indonesia, katanya, bisa mengambil pelajaran dari keberhasilan tersebut dengan mengembangkan inovasi serupa.

“Teknologi pertanian, mulai dari pembibitan hingga pengolahan pascapanen, harus dirancang untuk menjaga kualitas produk seperti daging, ikan, dan hasil pertanian lainnya. Teknologi penyimpanan dan pengawetan sangat penting dalam menjaga nilai gizi dan umur simpan produk pangan,” ungkapnya.

BRIN akan fokus pada pengembangan bibit unggul melalui rekayasa genetika, menciptakan tanaman tahan hama dan penyakit, sekaligus menyediakan peta komoditas pangan yang sesuai dengan karakteristik wilayah. Hasil riset ini diharapkan dapat menjadi masukan strategis bagi pemerintah, terutama Menko Pangan.

Namun, penerapan teknologi ini bukan tanpa tantangan. Salah satunya adalah mengubah pola pikir petani Indonesia yang mayoritas bekerja secara mandiri.

“Di banyak negara, petani memiliki status seperti pekerja tetap, yang memungkinkan mereka mendapatkan penghasilan stabil dan mendukung produksi berkelanjutan,” jelas Amarulla.

Ia mengusulkan sistem rekrutmen petani bergaji tetap untuk mendukung efisiensi dan stabilitas harga komoditas.

Teknologi irigasi presisi berbasis kecerdasan buatan juga menjadi sorotan. Sistem ini memungkinkan pengelolaan air yang lebih efisien, mengurangi pemborosan sekaligus meningkatkan hasil panen. Selain itu, teknologi panen modern akan dirancang untuk memastikan keberlanjutan aktivitas pertanian tanpa merusak ekosistem.

Amarulla juga menekankan pentingnya menjaga keberadaan lahan pertanian, terutama yang dimiliki pemerintah.

“Konversi lahan pertanian menjadi kawasan industri atau pemukiman harus dihentikan untuk memastikan ketahanan pangan jangka panjang,” tambahnya.

Solusi irigasi berbasis teknologi lokal, seperti Subak di Bali atau pemanfaatan air laut, juga disiapkan untuk mengatasi masalah air di Indonesia. Selain itu, pupuk berbasis rumput laut menjadi inovasi lain yang diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia seperti NPK, sekaligus menjaga kesuburan tanah untuk musim tanam berikutnya.

Dengan langkah-langkah ini, BRIN optimis Indonesia dapat mewujudkan revolusi pertanian berbasis teknologi yang tidak hanya meningkatkan hasil panen, tetapi juga mendukung keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan petani.(*)

Editor : Achmad 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *