Polda Jabar ungkap Clandestine Lab Happy Water dan Liquid Narkotika di Buah Batu, Kabupaten Bandung

Min.co.id ~ Jabar ~ Dalam upaya pemberantasan narkoba, Bareskrim Polri bekerja sama dengan Polda Jabar dan Ditjen Bea dan Cukai berhasil mengungkap keberadaan laboratorium narkotika (clandestine lab) di Buah Batu, Kabupaten Bandung. Operasi ini merupakan hasil pengembangan dari penangkapan tersangka di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Kegiatan joint operation ini merupakan bagian dari komitmen kami yaitu dari Polri dalam memberantas peredaran narkoba yang terus menjadi ancaman serius buat bangsa ini, buat anak-anak generasi penerus bangsa .

Wakabareskrim Polri Irjen Pol Asep Edy Suheri SIK.MSI. menyampaikn bahwa saat ini perang terhadap penyelamatan narkoba di Indonesia merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar dan menjadi komitmen serius bagi kita semua.

Komitmen ini juga sejalan dengan program Asta Cita dari Bapak Presiden Indonesia Bapak Prabowo Subianto dimana pemberantasan narkoba menjadi salah satu perhatian khusus dan tidak lanjut dari arahan Bapak Presiden RI.

Bapak Kapolri telah membentuk Satgas pemberantasan narkoba berdasarkan pada Kep Menko Polkam No. 153 tahun 2024 tanggal 4 November tahun 2024 yang merupakan suatu bentuk Sinergitas dan kolaborasi antara Kementerian Lembaga dalam memberantas narkoba di Indonesia.

Wakabareskrim Polri Irjen Pol Asep Edi Suheri, S.I.K., M.Si.menyampaikan bahwa narkotika yang diproduksi di laboratorium narkotika tersebut berjenis happy water dan liquid untuk diedarkan terutama di wilayah Jakarta.

“Rencananya narkotika ini akan digunakan dan dipasarkan di wilayah Jakarta untuk malam tahun baru,” kata Asep di Bandung, Jawa Barat, Kamis.

Asep menyebutkan sebanyak tiga orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah dilakukan penahanan. Selain itu, polisi juga masih melakukan pengejaran terhadap satu pelaku lainnya berinisial A yang berperan sebagai pengendali jaringan narkotika.

“Untuk SR berperan sebagai penghubung, SP berperan sebagai peracik bahan baku dan yang ketiga berinisial IV berperan sebagai pengemas,” ucap dia.

Lebih lanjut, pada penggerebekan kasus ini, polisi menyita sejumlah barang bukti dari rumah yang dijadikan pabrik narkotika itu yang merupakan bahan baku untuk menjadi narkotika happy water dan liquid.

“Dari hasil penggerebekan, kami menyita barang bukti berupa happy water sebanyak 7.573 bungkus, liquid vape berbagai rasa sebanyak 259 liter, bahan baku narkotika, alat produksi seperti mesin penghancur dan berbagai perlengkapan kimia,” paparnya.

Sementara barang bukti bahan baku narkotika yang diamankan di antaranya, tiga buah jerigen berisi cairan bening sebanyak 3 liter yang telah positif mengandung amfetamin sebagai bahan utama happy water dan liquid narkotika.

“Modus operandi yang dilakukan para tersangka dengan menyamarkan lokasi produksi narkotika di tengah-tengah pemukiman masyarakat, dan motif dari para tersangka yang diamankan tidak lain untuk meraih keuntungan,” ujar Asep.

Atas perbuatannya, para tersangka dijerat dengan Pasal 114 ayat 2 subsider Pasal 113 ayat 2 lebih subsider Pasal 113 ayat 2 Juncto pasal 132 ayat 2 Undang-undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

“Dengan ancaman pidana hukuman mati atau penjara seumur hidup atau paling singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit yaitu Rp1 miliar dan paling banyak Rp10 miliar,”(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *