Min.co.id ~ Indramayu ~ Tradisi sedekah bumi adalah salah satu ritual tradisional yang diwariskan secara turun-temurun di Pulau Jawa. Upacara ini memiliki makna mendalam bagi masyarakat Jawa, khususnya mereka yang berprofesi sebagai petani dan nelayan yang menggantungkan hidup dari kekayaan alam.
Sedekah bumi bukan sekadar rutinitas tahunan. Bagi petani dan nelayan, tradisi ini adalah bagian integral dari budaya Jawa yang tidak bisa dipisahkan. Ritual ini menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa syukur atas hasil bumi dan laut yang melimpah.
Dalam acara sedekah bumi, masyarakat biasanya berkumpul di balai desa atau tempat yang telah disepakati bersama. Mereka membawa tumpeng, simbol dari hasil bumi yang akan didoakan oleh sesepuh adat. Setelah didoakan, nasi tumpeng dimakan bersama atau dibawa pulang untuk dinikmati bersama keluarga.
Pembuatan nasi tumpeng adalah syarat utama dalam ritual sedekah bumi. Makanan utama ini biasanya dilengkapi dengan ayam panggang, sedangkan minuman, buah-buahan, dan lauk-pauk lainnya bersifat tambahan. Setelah acara makan bersama, sebagian makanan disisihkan dan diletakkan di sudut-sudut petak sawah sebagai bentuk rasa syukur.
Puncak acara ditandai dengan doa bersama yang dipimpin oleh sesepuh adat. Menariknya, doa yang dilantunkan adalah perpaduan antara kalimat-kalimat Jawa dan doa Islami, mencerminkan harmoni antara budaya lokal dan agama yang dianut masyarakat.
Tradisi sedekah bumi adalah simbol kebersamaan, gotong royong, dan rasa syukur masyarakat Jawa atas anugerah alam. Ritual ini juga menunjukkan bagaimana masyarakat Jawa memelihara warisan budaya mereka sambil tetap mengharmoniskan dengan nilai-nilai keagamaan.(*)