Pendamping Ridwan Kamil, Harus Melalui Konvensi

Tak Berkategori

Min.co.id-Pemilihan calon wakil gubernur untuk Emil (Ridwan Kamil) makin memanas. Masing-masing Partai pengusung (Partai Golkar, PPP dan PKB) selain Partai NasDem, saling menyodorkan pendamping Emil untuk maju di pilkada Jawa Barat 2018.

Diketahui sebelumnya Partai Persatuan Pembangungan (PPP) menyodorkan Uu Ruzhanul Ulum untuk mendampingi Emil. Partai Golkar pun telah mendeklarasikan Anggota DPR RI Daniel Mutaqien Syafiuddin untuk berpasangan dengan Emil.

Partai pengusung lain, yakni Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga demikian, mengusung Ketua DPW PKB Jawa Barat, Syaeful Huda dan Anggota DPR RI, Maman Imanulhaq, salah satunya bisa berduet dengan Emil.

Lalu siapa yang menjadi calon wakil gubernur untuk dampingi Ridwan Kamil bertarung di Pilkada Jawa Barat pada 27 Juni 2018 mendatang ?

Dilansir Merdeka.com, Sekretaris Bappilu DPP NasDem, Willy Aditya, menyatakan untuk menghindari konflik dan ‘kawin paksa’l keputusan pendamping Emil di Pilkada Jawa Barat 2018 akan ditentukan melalui mekanisme konvensi. Dan pihaknya tengah menyusun panitia kecil untuk merumuskan mekanisme pemilihan.

” Sudah dikomunikasikan dengan Kang Emil (Ridwan Kamil), dia setuju. Sekarang ini sedang diformulasikan skema konvensinya, agar tidak kawin paksa macam Siti Nurbaya, ” ujar Willy saat dihubungi, Rabu,(29/11).

Kata Willy rencana konvensi akan berlangsung pada pertengahan Desember ini. Peserta konvensi, lanjut Willy, tidak hanya sebatas partai pengusung saja, partainya masih terbuka jika ada partai lain yang ingin bergabung.

” Kita masih terbuka. Masing-masing partai boleh mengajukan wakil. Konvensi ini tentu mencari yang terbaik. Kami tidak ingin cara peta konflik. Kalau begitu yang rugi Kang Emil sendiri, ” terang Willy.

Willy juga meminta partai pendukung Emil tidak mendesak agar segera tentukan pendamping. Pernyataan itu merupakan respon terhadap Partai Golkar Jawa Barat yang meminta Emil memilih wakilnya segera.

Willy mengaku komunikasi NasDem dengan PKB dan PPP masih berjalan baik sebagai mitra koalisi. Partai Golkar yang datang belakangan harus menghargai koalisi yang sudah dibangun sejak awal.

” Kalau Golkar mendukung, kami terbuka. Tapi, kalau mengajukan wakil, harus ada tata-krama. Harusnya ikut dinamika. Golkar juga enggak bisa mendukung Kang Emil sendiri. Dari awal NasDem, PKB, PPP sudah berkomunikasi dengan intens, ” ucap Willy.

Saat disinggung mengenai pemasangan baligo Ridwan Kamil bersama Setya Novanto yang dipasang Partai Golkar beberapa waktu lalu, Willy mengaku, tidak terlalu khawatir hal itu bisa merusak citra. Setya Novanto adalah Ketua Umum Partai Golkar yang kini sebagai tersangka KPK terduga korupsi e-KTP, dan telah ditahan.

” Ngga khawatir sih. Tapi, hal itu menjadi pertimbangan. Khawatirnya kalau ada kawin paksa. Politik ini kan yang harus dihindari adalah image negatif, ” kata Willy. (Fahmi).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *