Saat ini, Sofjan mengatakan World Bank masih memfinalisasi program tersebut, utamanya perihal bentuk dana bantuan dengan Kementerian Keuangan. “Jadi tinggal approval. Saya fikir ini mestinya cepat selesai, karena ini tinggal final task dengan Kemenkeu,” ujarnya.
Rencananya, bantuan World Bank akan dilakukan bertahap. Pada tahap selanjutnya, World Bank akan menggelontorkan dana mencapai US$780 juta. Adapun, Sofjan menyebut sejumlah bank sudah menyatakan kesiapannya untuk terlibat, baik bank BUMN, bank pembangunan daerah (BPD) maupun bank swasta.
“Ada BRI BTN BCA Bank Jabar mau. Ada juga Bank [CIMB] Niaga, Bank DKI. Selama mereka punya kemampuan untuk mau,” ujarnya.
Sofjan mengatakan program baru dari World Bank tersebut membantu pemerintah untuk mengatasi backlog, selain dengan cara FLPP. “Karena kalau FLPP ndak cukup. Ini cara lain untuk menambah. Khusus untuk rumah subsidi,” ujarnya.