JAKARTA | Masalah pernapasan kini menjadi ancaman serius yang kerap menghantui perempuan perkotaan. Bukan semata akibat polusi udara luar ruang, bahaya justru banyak bersembunyi di dalam rumah, dari kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele.
Dokter paru senior Rumah Sakit Amrita, Faridabad, dr. Sourabh Pahuja, mengungkapkan bahwa semakin banyak perempuan kota melaporkan gangguan pernapasan kronis. Keluhan tersebut meliputi batuk berkepanjangan, sesak napas tanpa sebab jelas, infeksi dada berulang, hingga tanda awal Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
“Perempuan perkotaan saat ini melaporkan tingkat batuk kronis yang lebih tinggi dan gangguan pernapasan yang tidak bisa dijelaskan,” ujar dr. Sourabh Pahuja, dikutip dari Hindustan Times, Selasa (9/12/2025).
Menurutnya, polusi udara memang masih menjadi faktor utama. Namun, ada ancaman lain yang sering luput dari perhatian paparan berulang dari lingkungan rumah sendiri.
“Meskipun polusi udara sudah dikenal luas, banyak kebiasaan dalam rumah yang diam-diam menggerogoti kesehatan paru-paru jauh sebelum gejala muncul,” jelasnya.
Ia menyebutkan sejumlah pemicu gangguan pernapasan, di antaranya ventilasi rumah yang buruk, penggunaan berlebihan bahan pembersih kimia seperti pemutih dan pembersih semprot, hingga paparan zat kimia dosis rendah yang terhirup terus-menerus.
Selain itu, penggunaan aerosol seperti deodoran semprot, pengharum ruangan, dan obat nyamuk juga melepaskan partikel halus yang mudah masuk ke paru-paru. Penggunaan AC secara berlebihan pun dapat memperburuk kekeringan saluran napas, membuat paru lebih rentan terhadap infeksi dan alergen.
Kondisi ini diperparah dengan pola hidup sedentari akibat rutinitas bekerja dari rumah, paparan asap kendaraan saat beraktivitas di luar, hingga kebiasaan mengobati sendiri batuk dan pilek tanpa pemeriksaan medis. Jika diabaikan, keluhan ringan ini berpotensi berkembang menjadi penyakit kronis.
Dr. Sourabh menekankan pentingnya kesadaran akan kualitas udara di dalam rumah serta pemeriksaan medis sejak dini bila muncul gangguan pernapasan. Menurutnya, langkah sederhana seperti memperbaiki ventilasi, membatasi bahan kimia, dan tidak menunda pengobatan dapat menjadi kunci menjaga kesehatan paru-paru, khususnya bagi perempuan di lingkungan perkotaan. (*)










Komentar