Min.co.id ~ Jakarta ~ Di tengah dinamika ekonomi global yang penuh tantangan, sektor jasa keuangan Indonesia tetap menunjukkan ketangguhannya. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan stabilitas sektor ini terjaga, memberikan fondasi kokoh bagi perekonomian nasional.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menyampaikan kabar positif ini dalam konferensi pers setelah Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK, Selasa (7/1/2025).
“Meskipun pemulihan global masih terbatas dan inflasi global cukup persisten, kinerja domestik kita tetap stabil dengan indikator yang terus membaik,” ujar Mahendra.
Tekanan Global, Respons Lokal
Mahendra menjelaskan bahwa di Amerika Serikat, ekonomi dan ketenagakerjaan tumbuh solid, namun inflasi masih tinggi. The Fed memangkas suku bunga acuan pada Desember 2024, namun memberikan sinyal pengetatan moneter lebih lama.
Sementara itu, di Tiongkok, pemulihan ekonomi mulai terlihat di sisi pasokan, namun lemahnya permintaan domestik masih menjadi tantangan.
Di sisi lain, Indonesia justru berhasil menjaga kestabilan. Inflasi headline menurun ke level 1,55 persen (yoy), mencerminkan terkendalinya harga-harga kebutuhan pokok, sementara inflasi inti naik sedikit ke 2,26 persen (yoy).
Surplus neraca perdagangan terus berlanjut, didukung kinerja ekspor yang solid. Bahkan, PMI Manufaktur terus menunjukkan perbaikan, mengindikasikan ekspansi sektor industri.
Fokus OJK pada Stabilitas dan Pertumbuhan
Menurut Mahendra, OJK terus memperkuat pengawasan dan koordinasi dengan lembaga terkait untuk memastikan sektor jasa keuangan tetap menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
“Kami memastikan sektor jasa keuangan mampu beradaptasi dengan dinamika global dan tetap mendukung pembangunan nasional,” tambahnya.
Langkah strategis OJK dalam mengantisipasi risiko global dan menjaga kepercayaan di sektor keuangan diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan.
Stabilitas ini menjadi bukti nyata bahwa Indonesia memiliki ketahanan yang kuat di tengah tantangan global.
Dengan kinerja yang terus membaik, sektor jasa keuangan diharapkan tidak hanya menjadi benteng stabilitas, tetapi juga motor penggerak pemulihan ekonomi nasional.
“Indonesia siap menghadapi tantangan, sekaligus menciptakan peluang,” pungkas Mahendra dengan optimisme.(*)
Editor : Achmad