Majalengka Jadi Kabupaten Kreatif Di Indonesia

Min.co.id-Majalengka-Menjadi kebanggaan bagi warga Majalengka, selain nama kota angin yang sangat melekat di Majalengka, Kabupaten Majalengka saat ini menjadi Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Indonesia. Tentu saja nama tersebut tidak instan di dapat tetapi julukan tersebut diperoleh dengan penuh perjuangan dari insan yang ikhlas, komunitas, serta dukungan Pemerintah Daerah. Majalengka memperoleh KaTa Kreatif di sub sektor Seni Pertunjukan dari Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf)

Saat dihubungi via sambungan telefon selepas persentasi yang diselenggarakan Badan Ekonomi Kreatif (Senin, 24/6/2019) Bupati Majalengka H. Karna Sobahi menerangkan saat ini Kabupaten Majalengka sudah masuk 4 Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif. Ke empat KaTa Kreatif itu yakni Kota Malang, Kota Palembang, Kabupaten Majalengka dan Kabupten Kutai Kartanegara.

“Keempat kepala daerah tersebut melakukan ekspose di hadapan para penilai BEKRAF ( Badan Ekonomi Kreatif Nasional). Majalengka mencoba menampilkan Branding marketing dari desa menuju dunia dengan spirit aya, usik, rosa yang berarti eksis, gerak dan kuat,” terangnya (Senin, 24/6/2019)

Lanjut Bupati Majalengka, yang Majalengka paparkan adalah dari kompetisi tersebut adalah potensi dan kreatif komunitas di 3 wilayah : Utara dengan potensi seni pertunjukan ; Konser Kampung dan JAF. Wilayah tengah dengan potensi Pop Culture , dan wilayah selatan dengan seni tradisi dipadu dengan potensi wisata. Dengan tiga potensi wilayah kreatif Komunitas Majalengka, ternyata telah menjadi perhatian khusus BEKRAF ( Badan Ekonomi kreatif).

“Dua Bupati dan Dua Wali kota yang terbaik se Indonesia diminta ekspose tentang strategi dan rode map inovasi pembinaan EKRAF. Diharapkan dengan kegiatan ini Kabupaten Majalengka mendapat penghargaan dan bantuan program peningkatan ekonomi kreatif dari APBN, sekaligus menjadi motivasi bagi para komunitas pelaku EKRAF Seni pertunjukkan di Majalengka,” pungkasnya.

Menanggapi hal tersebut Ginggi Syar Hasyim dari Jatiwangi Art Factory (JAF) yang juga ikut persentasi di Bekraf memberikan masukan agar kedepannya di Majalengka melakukan beberapa gerakan.

“Aktifasi 330 bazzar desa; Bupati mendorong menjadi stimulan utama pengembangan ekosystem Ekraf; Peningkatan kualitas dan karakter event event yang sudah konsisiten dilakukan didorong menjadi wonderful event; Mendorong kerjasama regional, Nasional, Internasional peningkatan kualitas dan sertifikasi kompetensi pelaku Ekraf,” harapnya

Sementara itu Akademisi dari Universitas Majalengka yang ikut memaparkan persentasi Majalengka di Bekraf, Ade Bastian menyampaikan lolosnya Majalengka menjadi Grand Finalis KaTa Kreatif Indonesia 2019, itu tidak diraih instan. Perjalanannya puluhan tahun. Semuanya berperan, tidak ada yang disisipkan. Hanya beberapa komunitas menjadi spotlight utama karena sudah memiliki ekosistem yang berjalan. Itu yang sulit ditemui, apalagi bagian akhir berupa konservasi.

“Bekraf cerdas sekali untuk mengikat komitmen agar tidak hanya prestasi belaka, tapi dilanjutkan dengan aksi nyata, adalah dengan mewajibkan keterlibatan 4 aktor + media. Majalengka salah satu yang keempat aktornya aktif. Satu saja tidak aktif, itu kurang baik untuk penciptaan ekosistem. Sebagai bagian kecil dari proses panjang kegiatan ini, saya merasa sangat bersyukur. Semoga apa yang sudah menjadi kesepakatan keempat aktor, segera terwujud. Sehingga ekonomi kreatif bisa membuat masyarakat mandiri dan berdaya,” pungkasnya. (*Ndra)

Komentar

News Feed