Jakarta- Kabar baik datang dari jagad musik Indonesia, bagi pecinta musik bergenre Jazz dan RNB kini semakin banyak pilihannya untuk dijadikan sebagai idola.
Sebab pada hari Jum’at (22/12/2018) Diastika secara resmi merilis mini album atau Extended Playlist (EP) bergenre seperti tersebut diatas, yang berisikan tiga buah lagu yaitu ‘Dreamer’, ‘Hasrat’ dan Under The Influence.
Keputusan Diastika merilis album live EP ini tak lain adalah untuk memastikan kepada pecinta musik Indoneia, bahwa meskipun Diastika akan melanjutkan S2 nya di bidang Arsitektur di Harvard University, namun karir dibidang musiknya di Indonesia tetap terus berjalan.
Terus terang, meskipun nantinya saya akan menyelesaikan Study S2 dulu di Amerika, namun karir musik saya tetep terus berjalan. Saya pingin dua duanya berjalan bersamaan, yaitu karir dibidang arsitektur dan nyanyi. Jadi kalau suruh pilih salah satu ya nggak bisa”, jelas Diastika, saat ditemui di kawasan CBD, Jakarta Selatan, pada Jum’at (14/12).
Lebih lanjut Dias menerangkan bahwa dia tak khawatir menjalankan dua profesi tersebut, sebab ada juga penyanyi yang bisa melakoni dua profesi sekaligus, dan sama sama meraup sukses.
“Saya tak khawatir menjalankan dua profesi ini, sebab banyak juga penyanyi atau musisi Indonesia yang bisa sukses melakoni dua profesi secara bersamaan, misalnya Tompi, selain dikenal sebagai penyanyi, ia juga seorang Dokter yang aktif. Kemudian ada juga Om Tony Wenas, dia seorang penyanyi dan pemain keyboard di band Solid 80, tapi beliau kini menjadi Presiden Direktur di Freeport Indonesia. Jadi dua tokoh ini bisa menjadi inspirasi sukses saya dalam menjalankan dua profesi secara bersamaan”, tambah Dias.
Sebuah Kejujuran Ala Diastika
dalam album live yang berisikan tiga lagu ini, Dia ingin menyampaikan
sebuah pesan kejujuran dari dirinya. Ia bahkan mengaku tidak tersentuh
make-up sama sekali dalam gambar yang ditayangkan lewat video clipnya.
Juga tidak ada ruang untuk auto tune maupun re edit, semua berjalan apa
adanya.
Tidak hanya itu, ia juga menyampaikan kejujuran melalui lirik-liriknya,
sebab dari semua lagu dan lirik yang ia tulis bersumber dari kisah
nyata yang dialaminya.
Jadi ringkasnya album ini merupakan ekspresi sebuah kejujuran nyata dari eorang Diastika.
Perilisan EP ini bagi Dias bukan yang pertama kalinya ia lakukan, sebab
sebelumnya di tahun 2016 wanita berusia 24 tahun ini juga pernah merilis
album Jazz diawal debutnya.
Album tersebut diproduseri dan diaransemen oleh Yance Manusama dan Otti Jamalus. Sebagai tambahan informasi, Dias menulis semua lagu dan liriknya sendiri.
Bahkan ia mengaku kalau pada awal berproses membikin lagu hanya menggunakan sebuah alat muik yang sederhana yaitu ukulele.
Ia berimajinasi, kemudian dituangkan dalam lirik dan jadilah sebuah karya lagu.
Tak banyak memang seorang penyanyi yang mampu menciptakan lagu dan lirik sendiri, atau bahkan bermain instrumen.
Namun Dias dianugerahi multi talenta, jadi selain memiliki vokal yang bagus, ia juga mampu menciptakan lagu dan bermain instrumen.
Menurutnya semua itu didapatkan secara autodidak.
“Saya tidak pernah belajar secara khusus tentang musik, baik vokal
maupun instrumen. semua saya dapat secara autodidak, jadi mengalir
dengan sendirinya. Bahkan ketika saya membeli ukulele pun tidak ada yang
ngajarin cara mainnya. saya hanya belajar melalui media sosial yaitu
YouTube”. Tutup Dias.
Dari segi pengalaman panggung, Dias memang belum banyak memiliki jam terbang, namun ia mengaku pernah tampil di event even Jazz eperti, Java Jazz, sanur Jazz, Ramadhan Jazz dan Jazz Goes To Campus (JGTC).
Jika kita lihat tulisan diatas banyak mengurai karir bermusiknya, maka dibagian akhir tulisan ini kami akan menyampaikan karya Dias dari sisi lainnya.
Hal yang patut dibanggakan adalah, sebagi seorang arsitek Dias dipercaya oleh kantor dimana ia bekerja, untuk mendisain sebuah bangunan “Warner Brothers Theatre, di Long Beach, California.
Selain itu ia juga dipercaya untuk mendisain sebuah hotel bernama Karma Kandara yang terletak di Bali.
Jadi tak berlebihan rasanya jika Diastika ini ingin bersinergi dikedua karirnya. sebab keduanya memang telah menghasilkan karya sama bagusnya. (Irish)