Tapi bagi Agung, tak mungkin oknum itu berani jika tak benar-benar dekat dengan pengurus DPP. Agung justru curiga kalau oknum itu memang suruhan dari pengurus DPP.
“Itu kan namanya ‘pinjem tangan’, justru ini yang harus diungkap. Tidak usah dipakai lagi orang semacam itu,” ujar Agung.
Agung menegaskan, Ketum Golkar Setya Novanto tak ingin ada praktik meminta mahar untuk Pilkada. Sehingga apa yang dilakukan oknum ini adalah pelanggaran.
Sebelumnya Dedi Mulyadi ‘curhat’ tentang permintaan mahar politik itu di hadapan ratusan kader yang datang ke kantor DPD I Golkar Jabar di Bandung. Dia cerita tentang orang yang meneleponnya.
“Dengan tegas dia katakan, ‘kalau Anda tidak kasih Rp10 miliar, jangan menyesal anda tidak dapat apa-apa’,” kata Dedi menirukan perkataan si penelepon.(sumber : detik.com)