ledakan wereng ini selain karena faktor agroklimat ternyata juga dipicu oleh penggunaan pestisida.
Penelitian yang dilakukan IPB sejak tahun 1986 hingga sekarang menunjukkan hubungan positif antara wereng dan penggunaan pestisida. Menurut penelitian Dr Hermanu Triwidodo yang dilakukan di Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian (Faperta) IPB mengungkapkan penggunaan pestisida yang berlebihan mendorong peningkatan serangan wereng. Semakin sering menyemprot, maka peluang terjadinya puso semakin besar.
“Penyebab ledakan adalah pemaksaan penanaman padi yang terus-menerus tanpa jeda, penggunaan insektisida yang terlarang untuk padi, serta pemupukan yang tidak seimbang, serta kesuburan tanah yang kritis,” ujar Hermanu.
“Hal ini melemahkan ketahanan ekosistem sawah karena matinya serangga musuh alami, kematian mikrob endofit, kerusakan keanekaragaman hayati mikroflora dan mesofauna dan rusaknya jaring makanan yang kompleks di sawah,” tutur Hermanu.
Klinik Tanaman IPB, LPPM IPB dan GPN telah memberi peringatan akan kemungkinan terjadinya ledakan WBC dan menyediakan teknologi untuk menghindarinya. Ledakan wereng coklat tersebut disebabkan oleh adanya spot populasi wereng coklat di hampir semua daerah sentra produksi padi di Pulau Jawa.
Di samping itu, prakiraan curah hujan di