Sensasi Guncangan Jembatan Gantung Terpanjang di Asia Tenggara

Min.co.id-Sukabumi-Sejak 1,5 tahun terakhir ini Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, memiliki sebuah ikon wisata baru. Situ Gunung Suspension Bridge adalah nama resmi yang disematkan bagi sebuah jembatan gantung sepanjang 243 meter tersebut.

Jembatan ini membentang di atas kawasan konservasi Situ Gunung di Taman Nasional Gede Pangrango (TNGP) yang bersuhu udara sejuk khas pegunungan. Jembatan berkonstruksi kabel baja dengan lantai dari kayu ulin asli Papua seberat 80 ton itu membentang angkuh di ketinggian 161 meter. Seolah, membelah lembah dan jurang di bawahnya.

Kayu ulin digunakan untuk bahan lantai jembatan karena lebih tahan cuaca dan tidak mudah dimakan rayap. Lokasi jembatan ada di Desa Kadudampit, Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi. Ia menjadi jembatan gantung terpanjang di Indonesia dan juga Asia Tenggara.

Jembatan yang diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan pada Maret 2019 itu bisa dijajal setiap hari mulai pukul 07.30 hingga 17.30 WIB. Tiket masuk yang dikenakan di areal wisata itu sebesar Rp50.000 per orang atau Rp25.000 untuk tiket khusus anak-anak di bawah usia 10 tahun dan lanjut usia.

Setiba di gerbang kawasan wisata itu, pengunjung masih harus menempuh perjalanan sejauh 600 meter untuk bisa mencapai jembatan yang fenomenal tersebut. Di titik itulah, pengunjung akan menerima sambutan hangat dari petugas.

Bila wisatawan ingin menjajal jembatan yang dibangun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama pihak swasta pada Mei 2017 dengan anggaran Rp5 miliar itu, mereka akan diminta memakai sabuk pengaman. Sabuk yang disematkan di pinggang pengunjung itu merupakan alat standar keselamatan yang disediakan pengelola Situ Gunung untuk dipakai jika tiba-tiba terjadi guncangan saat berada di tengah jembatan.

Jadi aturannya, saat guncangan terjadi, pengunjung yang sedang berada di atas jembatan dapat langsung mengaitkan sabuk ke ramp yang terdapat di sisi-sisi jembatan. Hal itu demi menjaga posisi pengunjung agar tetap seimbang saat berjalan.

Petugas juga membatasi jumlah pengunjung yang berada di atas jembatan dalam waktu bersamaan. Paling banyak 40 orang, meski daya tampung jembatan adalah 55 ton.

 

Menguji Nyali

Ketika baru menginjakkan kaki di lantai kayu jembatan untuk memulai penjelajahan, kita belum merasakan sensasinya karena jembatan seperti masih stabil. Namun, ketika kaki semakin melangkah hingga 50 meter dari titik awal, mulai terasa adanya turbulensi atau guncangan. Jika tidak kuat dengan guncangannya, silakan berpegangan pada tepi jembatan.

Semakin ke tengah jembatan, guncangan semakin kencang. Jembatan terasa bergoyang ke kiri serta ke kanan. Perasaan pun mulai campur aduk. Antara kagum dengan suguhan pemandangan hutan hijau di depan mata, bercampur sapuan kabut tipis ditingkahi suara arus deras Sungai Cigunung tepat di bawah kita.

Kita juga dapat menikmati keindahan Gunung Gede dan Pangrango yang berdiri gagah di depan kita. Bersamaan dengan perasaan itulah, jantung makin cepat berdegup ditimpali perasaan takut akibat guncangan kencang di tengah jembatan.

Tapi sebenarnya pengunjung tak perlu merasa takut. Pasalnya, di bagian ini sudah ada petugas yang bersiaga membantu pengunjung, bila mengalami kendala menyeberang. Sensasi rasa seperti uji nyali itu berangsur berkurang saat pengunjung bergerak menjauhi bagian tengah jembatan.

 

Obyek Wisata Lain

Jembatan gantung selebar 1,2 meter ini juga menjadi penghubung kita untuk menuju air terjun Curug Sawer meski kita masih harus berjalan kaki lagi sejauh 1 kilometer. Ketinggian air terjunnya mencapai 35 meter dan berasal dari aliran Sungai Cigunung.

Di sekitarnya terdapat bebatuan besar yang bisa menjadi lokasi berfoto dengan latar air terjun. Sebetulnya kehadiran jembatan gantung mempersingkat jarak ke Curug Sawer dari semula 1,7 km dihitung sejak pintu masuk menjadi berkurang 500 meter atau sekitar 1,2 km.

Masih ada obyek lain yang wajib dikunjungi di lokasi ini yaitu Situ Gunung, sebuah danau alami seluas 120 hektare (ha) yang menjadi tujuan utama pengunjung. Letaknya sekitar 850 meter di atas permukaan laut (dpl). Di sekitarnya terdapat arena berkemah seluas 5 ha dan kita cukup membayar tiket sebesar Rp32.500 per orang.

Ada juga restoran De’Balcone yang berada di tepi lembah dengan pemandangan dari balkon yaitu jembatan gantung, lembah hijau dan Gunung Gede. Situ Gunung Suspension Bridge dan obyek wisata lain di dalamnya dapat dicapai dari Jakarta melalui perjalanan darat selama 2-3 jam.

sumber : Indonesia.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *