min.co.id/sukabumi – Kepolisian Resor Sukabumi Polda Jawa Barat bantu salurkan air bersih ke sejumlah lokasi yang terdampak bencana kekeringan. Bantuan ini diharapkan dapat mempercepat distribusi air bersih kepada warga yang kesulitan mendapatkan air bersih akibat kekeringan.
“Pada Minggu (17/9) ini, ada tiga titik yang mendapatkan penyaluran air,” ujar Kapolres Sukabumi AKBP M Syahduddi SIK.
Syahduddi menjelaskan, ke tiga titik ini berada di Desa Loji Kecamatan Ciemas dan Desa/Kecamata Ciemas.
Sebelumnya, pada Jumat (15/9) Polisi juga menyalurkan bantuan air bersih ke Kampung Pasir Honje RT 05 RW 05 Desa Jayanti, Kecamatan Palabuhanratu. Kata Syahduddi.
Syahduddi melanjutkan, Pendistribusian air bersih ini disalurkan melalui mobil water cannon yang mampu membawa ribuan liter air.
Kendaraan ini sebenarnya berfungsi untuk pembubaran massa saat terjadi aksi demonstrasi. Namun, kali ini sarana tersebut digunakan untuk membantu warga yang kesulitan mendapatkan pasokan air bersih.
Menurut Syahddudi, penyaluran bantuan air bersih ini sebagai bentuk kepedulian Polres Sukabumi untuk membantu warga masyarakat yang sedang kesulitan mendapatkan air bersih.
Peristiwa ini, kata dia, terjadi sebagai dampak musim kemarau yang menyebabkan kekeringan di sejumlah titik. Sehingga diharapkan bantuan tersebut dapat meringankan beban masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
“Sudah mulai kita salurkan. Mudah-mudahan bantuan dapat memberikan manfaat,” katanya.
Menurut dia, untuk bantuan air bersih tidak hanya dilakukan di Desa Loji saja namun menyasar ke daerah lain. Hanya saja, untuk pelaksanaan masih harus menunggu proses pendataan yang dilakukan Polsek-polsek. “Kalau sudah ada datanya, kami siap memberikan bantuan,” ujarnya.
Salah seorang warga Kampung Tegal Nyampai, Ibad Sanusi (45), mengaku senang dengan adanya bantuan ini, karena bisa mengurangi biaya untuk kebutuhan air bersih.
“Sejak bulan lalu, saya beli 3 Jeligen dalam perminggu seharga Rp 15.000, dengan bantuan ini bisa menghemat,” katanya.
Ibad menuturkan, kekeringan yang terjadi di wilayahnya sudah berjalan 4 bulan, namun kondisi terparah dalam dua bulan terakhir.
(tribratanews)