Kerja Keras Berbuah Emas, Sawah Kedokan Bunder Cetak Panen Spektakuler

INDRAMAYU | Hamparan sawah di Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu, mendadak menjadi pusat perhatian. Bukan karena pemandangan semata, melainkan lantaran ledakan produktivitas padi yang berhasil dicatat para petani setempat. Melalui ajang lomba ubinan, hasil panen mereka menembus angka fantastis 12,11 ton per hektare sebuah capaian yang melampaui rata-rata nasional.

Lomba ubinan yang melibatkan petani dari Desa Kedokanbunder, Kedokanbunder Wetan, dan Kedokanagung ini bukan sekadar adu hasil panen. Lebih dari itu, ajang ini menjadi ruang pembuktian bahwa perpaduan varietas unggul, ketekunan petani, serta penerapan teknologi budidaya mampu melahirkan panen luar biasa.

Varietas Inpari-32 Promeo 69 menjadi primadona di lahan-lahan tersebut. Dengan pengelolaan tanam yang semakin presisi, sawah-sawah Kedokan Bunder seakan menjawab tantangan peningkatan produksi pangan secara nyata.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Indramayu, Sugeng Heriyanto, menyebut capaian ini sebagai sinyal kuat bahwa pertanian Indramayu memiliki potensi besar untuk terus tumbuh dan menjadi contoh bagi wilayah lain.

“Ini kabar yang sangat menggembirakan. Hasilnya luar biasa dan menunjukkan bahwa pertanian Indramayu bisa terus meningkat jika dikelola dengan baik,” ujar Sugeng saat penyerahan hasil lomba ubinan di Agro Eduwisata Desa Kedokanagung, Senin (15/12/2025).

Sebagai bentuk dukungan nyata, DKPP Kabupaten Indramayu menyiapkan satu unit traktor bagi kelompok tani pemenang lomba. Bantuan tersebut disambut antusias, sekaligus menjadi pemantik semangat petani untuk terus meningkatkan produktivitas.

Sementara itu, Penyuluh Ahli Pertama UPTD DKPP Kecamatan Kedokan Bunder, Wawan Hermawan, menjelaskan bahwa lomba ubinan dilakukan di 65 titik lokasi dengan luas lahan mencapai 23,11 hektare. Dari hasil pengukuran, rata-rata produksi padi berada di angka 10,41 ton per hektare, dengan beberapa titik bahkan menembus 12,11 ton per hektare.

“Produksi tertinggi ini menjadi juara pertama. Hasilnya sangat luar biasa dan layak diadopsi oleh kelompok tani lain di Kabupaten Indramayu,” ungkap Wawan Hermawan didampingi Dedi Setiadi.

Petani peraih juara pertama, Nurul Hadi atau yang akrab disapa Uyung, mengaku hasil tersebut diperoleh dari kerja kolektif dan pemilihan varietas unggul. Dari ubinan seberat 9,23 kilogram, produktivitas sawahnya tercatat mencapai 147,68 kuintal per hektare, meski masih terdapat kehilangan hasil sekitar 18 persen.

“Alhamdulillah, hasil kerja keras bersama akhirnya membuahkan produksi padi hingga 12,11 ton per hektare,” ujar Uyung dengan wajah sumringah.

Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa kolaborasi petani, penyuluh, dan pemerintah daerah mampu mendorong pertanian Indramayu melaju lebih produktif, mandiri, dan berkelanjutan—sekaligus memperkuat peran daerah sebagai lumbung pangan nasional. (*)

Komentar

News Feed