Mahasiswa UPN Veteran Jatim “Serbu” Diskominfo Jatim, Belajar Bedah Isu di Era Banjir Informasi

SURABAYA | Suasana berbeda tampak di Ruang Anjasmoro Lantai 4 Diskominfo Jawa Timur, Kamis (27/11/2025). Ruangan yang biasanya dipenuhi diskusi internal kehumasan itu hari ini berubah menjadi “laboratorium isu”, ketika puluhan mahasiswa Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim hadir untuk belajar langsung bagaimana pemerintah mengelola isu dan menghadapi badai krisis informasi.

Kunjungan ini merupakan bagian dari pendalaman praktik manajemen isu dan komunikasi krisis—dua kompetensi penting bagi calon praktisi humas masa depan.

Ketua Tim Kerja Manajemen Isu Diskominfo Jatim, Agung Sriono, mewakili Kepala Diskominfo Jatim Sherlita Ratna Dewi Agustin, menyampaikan bahwa era digital membuat ritme informasi bergerak seperti arus deras sungai.

“Sekarang sebuah isu kecil bisa tumbuh jadi polemik besar dalam hitungan menit jika tidak ditangani tepat,” tegas Agung membuka sesi.

Diskominfo, ujarnya, berperan sebagai Government Public Relations yang mengawal aliran informasi agar tetap akurat, cepat, dan bertanggung jawab. Kolaborasi lintas perangkat daerah, media massa, dan pemerintah daerah menjadi kunci menjaga stabilitas komunikasi publik.

Dalam pemaparannya, Agung menjelaskan empat fondasi penting manajemen isu modern:

  1. Deteksi dini melalui monitoring media dan sentimen publik

  2. Analisis risiko untuk memetakan potensi dampak

  3. Penanganan isu dengan narasi tepat, data benar, dan komunikasi dua arah

  4. Evaluasi berkelanjutan untuk memperbaiki respons ke depan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kata Agung, juga memperkuat literasi digital dan jaringan media berbasis jurnalisme kolaboratif sehingga ekosistem informasi publik semakin sehat.

Dosen Mata Kuliah Manajemen Isu dan Krisis UPN Veteran Jatim, Dr. Zainal Abidin Ahmad, menyampaikan rasa terima kasih atas kesempatan belajar langsung dari praktisi pemerintah.

“Jawa Timur ini provinsi yang sangat dinamis. Belajar langsung di sini memberi mahasiswa pengalaman lapangan yang tak akan mereka dapatkan hanya dari buku,” ujarnya.

Materi inti disampaikan oleh Pranata Humas Ahli Pertama Diskominfo Jatim, Dili Istimoro Eyato. Ia membedah strategi komunikasi dalam menghadapi isu—mulai dari klarifikasi fakta, perbaikan layanan, kerja sama dengan pemangku kepentingan, hingga sikap akomodatif ketika instansi melakukan kesalahan.

Para mahasiswa tampak antusias, melontarkan berbagai pertanyaan—seolah sedang mengikuti kelas “bedah kasus” yang langsung bersumber dari dapur komunikasi pemerintah.

Diskominfo Jatim berharap kunjungan ini membuka pintu kolaborasi lebih luas, termasuk riset, program magang, dan kegiatan akademik lainnya.

Kolaborasi perguruan tinggi dan pemerintah dianggap penting untuk menghasilkan layanan publik yang semakin inklusif, adaptif, dan responsif menghadapi tantangan zaman. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *