JAKARTA | Sungai Ciliwung kembali mencuri perhatian, bukan karena banjir atau tumpukan sampah seperti yang kerap diberitakan, melainkan karena kilau warna-warni 43 perahu daur ulang yang mengapung anggun menyusuri aliran sungai. Festival Parade Perahu Cinta Lingkungan (Cilung) 2025, yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta melalui Unit Penanganan Sampah Badan Air (UPS BA), menjadikan Ciliwung sebagai panggung kreativitas sekaligus ruang refleksi ekologis.
Perahu-perahu yang terbuat dari botol plastik bekas bergerak perlahan, mengusung pesan bahwa sampah ternyata bisa bermetamorfosis menjadi karya seni yang memikat.
Kemeriahan semakin lengkap dengan kehadiran seni-seni khas Betawi Bodoran, Palang Pintu, hingga Tari Topeng yang membuat sungai terasa hidup, seolah kembali menjadi titik temu budaya seperti di masa lalu.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Jakarta, Afan Adriansyah Idris, menegaskan bahwa festival ini bukan acara seremonial biasa.
“Ciliwung memiliki sejarah panjang. Ia bukan sekadar sungai, tetapi nadi kehidupan masyarakat Jakarta. Ke depan, sungai ini bisa menjadi pusat ekonomi dan wisata air,” ujarnya penuh optimisme.
Kepala DLH DKI Jakarta, Asep Kuswanto, turut mengingatkan makna konservasi yang melekat pada acara ini.
“Menjaga kebersihan sungai berarti merawat warisan kota untuk generasi mendatang,” katanya.
Ia bahkan menyinggung persoalan klasik gunungan sampah Bantargebang yang kini mendekati 60 meter sebagai alasan pentingnya memilah sampah dari rumah. “Satu kebiasaan kecil bisa menghentikan aliran sampah menuju sungai,” tegasnya.
Festival Cilung tahun ini digarap lebih semarak, dengan pendekatan budaya dan edukasi lingkungan. Kepala UPS BA, Dadang Cahya Rusdiana, menjelaskan bahwa selain parade, warga bisa menikmati pengalaman menaiki perahu daur ulang secara gratis, belajar tentang pengelolaan sampah, hingga menyaksikan parade kostum unik berbahan limbah plastik.
“Sungai sejak dulu adalah ruang interaksi masyarakat Jakarta. Karena itu, kami sengaja membawa budaya Betawi sebagai pengingat bahwa Ciliwung juga bagian dari identitas kita,” tuturnya.
Acara juga diselingi penandatanganan komitmen bersama untuk menjaga sungai tetap bersih, menegaskan bahwa lingkungan bukan hanya urusan dinas, melainkan tanggung jawab kolektif seluruh warga.
Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Yuke Yurike, menyampaikan apresiasinya.
“Ini langkah nyata membangun kesadaran warga untuk peduli lingkungan,” ujarnya.
Festival Cilung 2025 bukan hanya parade perahu plastik, tetapi juga penanda bahwa Ciliwung sedang mengambil kembali perannya sebagai ruang hidup, ruang budaya, dan ruang harapan. (*)
