Nasi Lengko: Warisan Rasa Indramayu yang Sederhana, Sehat, dan Selalu Bikin Rindu

INDRAMAYU | Di tengah ragam kuliner Nusantara yang kaya dan menggoda, Indramayu memiliki satu hidangan yang tak pernah lekang oleh waktu: Nasi Lengko, atau sega lengko dalam bahasa setempat. Makanan sederhana ini telah lama menjadi bagian dari denyut kehidupan masyarakat Indramayu bukan sekadar pengisi perut, melainkan simbol keseharian, kesegaran, dan nilai gizi yang bersahabat.

Seperti gado-gado, nasi lengko menghadirkan harmoni sayuran, sambal kacang, dan unsur protein nabati dalam satu piring yang menggugah. Namun yang membuatnya istimewa adalah sentuhan lokal yang menjadikannya berbeda dan penuh identitas.

Di atas nasi putih hangat, tersusun bahan-bahan segar: toge yang telah disiram air panas, potongan tahu dan tempe goreng atau rebus, irisan timun yang memberi sensasi renyah dan segar, hingga seledri cincang halus yang menguatkan aromanya. Kecap manis ditambahkan untuk menyeimbangkan rasa, menghadirkan sentuhan gurih-manis yang khas masakan pesisir.

Taburan kerupuk renyah dan bawang goreng menjadi pelengkap sempurna yang membuat setiap suapan terasa hidup. Tak lupa sambal kacang kental, pedas, dan kaya rasa yang menjadi jiwa dari hidangan ini. Bagi beberapa pencinta variasi, irisan telur dadar kerap ditambahkan sebagai topping ekstra.

Lebih dari sekadar makanan, nasi lengko adalah sajian bergizi seimbang: karbohidrat dari nasi, protein dari tahu-tempe, dan serat dari sayuran. Kombinasi itu menjadikannya pilihan ideal untuk makan siang, makan malam, atau bahkan camilan berat yang menyehatkan.

Bagi masyarakat Indramayu, nasi lengko adalah bagian dari identitas kuliner yang mengakar. Sebuah warisan lezat yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga mengingatkan pada nilai kesederhanaan dan kehangatan tradisi.

Dengan cita rasa yang sulit dilupakan dan kandungan gizi yang lengkap, nasi lengko pantas menjadi hidangan yang terus dijaga, dilestarikan, dan diperkenalkan ke generasi berikutnya bahwa makanan enak tak harus mewah, cukup jujur pada rasa dan dekat dengan budaya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *