PURWOKERTO | Jika Anda menempuh perjalanan dari Jakarta menuju Yogyakarta melalui jalur selatan, jangan buru-buru melewati Sokaraja. Sebab di kecamatan kecil yang berbatasan langsung dengan Kota Purwokerto ini, tersimpan kisah manis dari sepotong jajanan legendaris bernama getuk goreng.
Di sepanjang Jalan Jenderal Soedirman, aroma khas gula kelapa yang dipanaskan menyeruak dari deretan toko oleh-oleh berwarna cokelat keemasan. Di sanalah getuk goreng menjadi ikon kuliner yang tak lekang oleh waktu sejajar pamornya dengan soto Sokaraja, tempe mendoan, dan nopia.
Asal mula getuk goreng tak lepas dari kisah seorang pedagang keliling bernama Sanpirngad. Dulu, ia menjajakan getuk basah yang terbuat dari singkong rebus. Namun, karena cepat basi, ia mencari cara agar dagangannya tahan lama.
Solusinya sederhana, tapi jenius getuk digoreng.
Eksperimen itu sukses besar. Tekstur renyah di luar, lembut di dalam, dan rasa manis gurih dari gula kelapa membuat getuk goreng langsung digemari warga Sokaraja dan sekitarnya.
Usaha Sanpirngad kemudian diwariskan kepada menantunya, Tohirin, yang melanjutkan kejayaan kuliner ini. Hingga kini, nama “Getuk Goreng Asli H. Tohirin” masih terpampang di berbagai toko oleh-oleh di Banyumas, menjadi simbol kelezatan lintas generasi. (*)
