Min.co.id ~ Jakarta ~ Musim hujan kembali tiba, dan dengan itu, risiko penularan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk, seperti demam berdarah dengue (DBD), juga meningkat.
Tak hanya cuaca yang mempengaruhi, ternyata ada sejumlah faktor dalam diri seseorang yang membuat mereka lebih rentan menjadi sasaran empuk bagi nyamuk penyebab penyakit ini.
Dalam beberapa pekan terakhir, kabar tentang tingginya angka kasus DBD kembali mencuat, menyoroti pentingnya kewaspadaan di berbagai daerah yang tengah berjuang melawan wabah ini.
Penelitian menunjukkan bahwa bukan hanya musim hujan yang menjadi faktor utama, tetapi ada beberapa tanda yang menandakan siapa saja yang lebih mungkin digigit nyamuk.
Golongan Darah, Pengaruh Besar pada Nyamuk Nyamuk ternyata cukup selektif dalam memilih mangsa. Penelitian mengungkapkan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki kemungkinan lebih tinggi digigit oleh nyamuk Aedes albopictus, penyebab DBD. Sebaliknya, nyamuk Anopheles gambiae yang bertanggung jawab atas penyebaran malaria, lebih tertarik pada orang dengan golongan darah AB.
Pernapasan yang Lebih Banyak Menarik Nyamuk
Nyamuk sangat peka terhadap karbon dioksida yang dikeluarkan dari tubuh manusia. Mereka bisa mendeteksi napas kita dari jarak jauh. Orang dengan tubuh besar atau mereka yang lebih banyak mengeluarkan napas berpotensi menjadi sasaran lebih sering. Gigitan nyamuk pun semakin meningkat seiring bertambahnya embusan napas.
Tubuh Panas dan Berkeringat, Magnet bagi Nyamuk
Nyamuk tertarik pada suhu tubuh yang lebih hangat, seperti setelah berolahraga atau ketika cuaca panas. Ditambah lagi, keringat yang mengandung asam laktat dan amonia menjadi daya tarik tersendiri bagi nyamuk untuk mendekat dan menggigit. Bagi yang sering beraktivitas di luar ruangan, risiko ini menjadi semakin besar.
Bakteri di Kulit, Penyebab Lain Gigitan Nyamuk
Bakteri yang hidup di permukaan kulit manusia juga dapat menjadi faktor penyebab seseorang lebih mudah digigit nyamuk. Beberapa bakteri menghasilkan aroma tertentu ketika bercampur dengan keringat, menarik perhatian nyamuk untuk hinggap di area seperti pergelangan kaki dan telapak kaki.
Kehamilan, Faktor yang Membuat Ibu Hamil Lebih Rentan
Kehamilan juga diketahui menjadi faktor yang meningkatkan risiko digigit nyamuk. Ibu hamil cenderung mengeluarkan lebih banyak karbon dioksida dan memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi, menjadikan mereka sasaran empuk bagi nyamuk, terutama di daerah tropis.
Pakaian Gelap, Waspada!
Nyamuk lebih mudah melihat warna gelap, yang menjadikannya lebih mungkin mendekati orang yang mengenakan pakaian hitam atau biru tua. Untuk mengurangi risiko, kenakanlah pakaian berwarna terang yang lebih sulit terlihat oleh nyamuk.
Tindakan Preventif yang Perlu Dilakukan
Selain mengenali faktor risiko ini, masyarakat juga diminta untuk menjaga kebersihan lingkungan, terutama dengan menghilangkan genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Menggunakan obat nyamuk, mengenakan pakaian pelindung, serta memasang kawat nyamuk di jendela rumah adalah langkah-langkah preventif yang dapat membantu mengurangi paparan gigitan nyamuk.
Dengan meningkatnya risiko DBD di musim hujan, kewaspadaan dan pencegahan menjadi kunci untuk melindungi diri dari penyakit ini. Jangan sampai gigitan nyamuk merusak kesehatan kita, terutama bagi mereka yang lebih rentan terkena dampaknya.(*)
Editor : Achmad