Min.co.id ~ Jakarta ~ Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, tubuh ibu hamil mengalami berbagai perubahan, salah satunya adalah pembesaran rahim. Proses ini memberi ruang bagi janin untuk tumbuh, tetapi juga dapat menyebabkan tekanan pada otot, sendi, dan pembuluh darah di sekitar rahim. Akibatnya, tak jarang ibu hamil mengalami nyeri di area perut.
Nyeri perut ini, dalam banyak kasus, adalah hal yang normal dan tidak membahayakan ibu maupun janin. Namun, penting untuk memahami bahwa sakit perut selama kehamilan juga bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius, sehingga membutuhkan perhatian medis.
Berikut adalah beberapa penyebab umum sakit perut selama kehamilan:
1. Gas Berlebih di Perut
Meningkatnya hormon progesteron selama kehamilan menyebabkan otot-otot saluran pencernaan bekerja lebih lambat, sehingga makanan dicerna lebih lama. Akibatnya, gas menumpuk di dalam saluran cerna.
Rahim yang membesar juga menekan usus, memperburuk penumpukan gas ini. Gejala meliputi sakit perut, kembung, nyeri dada, sering buang angin, dan kram.
2. Nyeri Ligamen
Rahim ditopang oleh ligamen yang membentang ke area selangkangan. Ketika rahim membesar, ligamen ini ikut meregang, menyebabkan nyeri tajam di perut, pinggul, atau selangkangan. Nyeri ini biasanya terjadi pada trimester kedua kehamilan dan sering dipicu oleh perubahan posisi tubuh, batuk, atau bersin.
3. Konstipasi
Perubahan hormon selama kehamilan juga dapat memperlambat kerja saluran cerna, memicu konstipasi. Selain itu, kurangnya asupan serat, minimnya aktivitas fisik, atau rasa cemas turut berkontribusi. Gejalanya meliputi nyeri perut, kembung, dan kesulitan buang air besar.
4. Kontraksi Palsu
Ibu hamil mungkin mengalami kontraksi palsu yang menyebabkan rahim, perut bawah, atau selangkangan terasa kencang. Tidak seperti kontraksi asli, kontraksi palsu tidak meningkat dalam intensitas, durasi, atau frekuensinya.
Meski kebanyakan nyeri perut selama kehamilan tergolong normal, ibu hamil perlu segera berkonsultasi dengan dokter jika nyeri disertai gejala seperti:
- Perdarahan
- Nyeri yang berlangsung lama atau semakin parah
- Demam tinggi
- Mual atau muntah yang parah
- Kontraksi dengan interval yang teratur
Mengatasi nyeri perut ringan dapat dilakukan dengan istirahat, mengonsumsi makanan berserat, atau minum air hangat. Namun, konsultasi ke dokter tetap dianjurkan untuk memastikan kondisi ibu dan janin dalam keadaan sehat.
Sebagai calon ibu, memahami tubuh dan perubahan yang terjadi adalah langkah pertama untuk menjaga kesehatan diri dan buah hati yang sedang berkembang.(*)
Editor : Achmad