Mengukir Etika di Era Digital: Panduan Pemanfaatan GenAI untuk Pendidikan Tinggi

Min.co.id ~ Jakarta ~ Di tengah laju perkembangan teknologi yang melesat, kecerdasan buatan generatif (GenAI) hadir sebagai inovasi yang mengubah wajah pendidikan tinggi. Dari menciptakan teks hingga gambar dan video, teknologi ini menawarkan peluang besar untuk memperkaya pembelajaran. Namun, di balik pesonanya, tantangan etika dan risiko penyalahgunaan menjadi bayang-bayang yang perlu dihadapi.

Menjawab tantangan tersebut, Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi meluncurkan buku Panduan Penggunaan Generative Artificial Intelligence (GenAI) pada Pembelajaran di Perguruan Tinggi. Diluncurkan di Jakarta, Jumat (11/10/2024), panduan ini menjadi mercusuar dalam perjalanan dunia akademik Indonesia menuju pembelajaran yang inovatif sekaligus berintegritas.

Potensi Tanpa Batas di Ruang Belajar

GenAI membuka gerbang menuju pembelajaran yang lebih adaptif dan inklusif. Mahasiswa dapat menikmati akses tak terbatas ke sumber belajar digital, mengevaluasi hasil belajarnya secara personal, hingga berkolaborasi menghasilkan karya kreatif. Sementara itu, dosen terbantu dalam tugas administratif, memberi mereka lebih banyak waktu untuk merancang strategi pembelajaran yang bermakna.

Namun, seperti pisau bermata dua, teknologi ini dapat menimbulkan risiko. Plagiarisme, ketergantungan pada sistem, hingga penurunan kreativitas menjadi ancaman nyata jika GenAI tidak dimanfaatkan secara bijak.

Menapak dengan Etika UNESCO

Panduan ini merujuk pada “Recommendations on the Ethics of Artificial Intelligence” dari UNESCO, yang dirilis pada 2022. Prinsip-prinsip seperti transparansi, keamanan data, dan inklusivitas menjadi landasan dalam memanfaatkan AI secara bertanggung jawab.

Sri Suning Kusumawardani, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, menyampaikan bahwa panduan ini hadir sebagai langkah konkret untuk menjaga keseimbangan antara inovasi teknologi dan nilai-nilai moral.

“Kita ingin memastikan teknologi GenAI ini menjadi alat bantu, bukan pengganti, yang memperkuat pembelajaran di perguruan tinggi. Dengan panduan ini, mahasiswa dan dosen dapat memanfaatkan teknologi secara etis, kreatif, dan bertanggung jawab,” ujar Suning.

Mengukir Masa Depan Pembelajaran

Panduan setebal 134 halaman ini, yang dapat diunduh gratis melalui s.id/PanduanGenAI, mencakup strategi literasi digital, aplikasi GenAI terkini, hingga solusi untuk mengatasi risiko penyalahgunaan teknologi.

Buku ini bukan hanya panduan teknis, tetapi juga penegasan bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring dengan prinsip etika. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga penjaga nilai luhur dalam transformasi pembelajaran di era digital.

Seiring waktu, GenAI bukan lagi sekadar alat, melainkan mitra dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang cerdas, inovatif, dan bermoral.(*)

Sumber : indonesia.id

Editor : achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *