Aceh Dorong Revolusi Tambak Udang dengan Teknologi eFishery

Min.co.id ~ Banda Aceh ~ Dalam upaya meningkatkan produktivitas sektor perikanan, Penjabat (Pj) Gubernur Aceh, Bustami, mendukung penuh program pengembangan tambak udang berbasis teknologi eFishery.

Inisiatif ini diyakini mampu mendorong kualitas dan kuantitas produksi udang sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani tambak.

Hal ini disampaikan Bustami dalam acara kick-off program pengembangan dan pemberdayaan petambak melalui teknologi eFishery di Resto Kuala Village, Banda Aceh, Rabu (8/5/2024). Acara tersebut dihadiri Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Nezar Patria, bersama para petambak dan pengusaha udang dari Banda Aceh hingga Aceh Besar.

eFishery: Teknologi untuk Masa Depan Tambak Udang
eFishery merupakan perusahaan teknologi yang menyediakan solusi cerdas untuk budidaya ikan dan udang. Dengan platform yang mengatur pakan, benih, dan sarana produksi, teknologi ini dapat meningkatkan efisiensi dan hasil panen hingga 70%. Selain itu, masa panen juga dapat dipersingkat dari tiga bulan menjadi dua bulan, menjadikan proses budidaya lebih ekonomis dan ramah lingkungan.

Kolaborasi Sektor Swasta dan Pemerintah
Pj Gubernur Bustami menggarisbawahi pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta untuk mengoptimalkan potensi perikanan Aceh. “Pemanfaatan teknologi ini tidak hanya meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan, tetapi juga meningkatkan daya saing industri perikanan Aceh di pasar global,” ujar Bustami.

Bustami juga menyoroti peran teknologi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan fluktuasi stok ikan serta udang. “Dengan efisiensi yang meningkat dan dampak lingkungan yang minimal, ini membuka peluang besar bagi ekonomi Aceh,” tambahnya.

Harapan untuk Pengembangan Akuakultur di Aceh
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Nezar Patria, menyebut Aceh sebagai wilayah yang sangat potensial untuk akuakultur. “Dengan kolaborasi ini, saya yakin industri akuakultur Aceh dapat menghasilkan nilai tambah bagi nelayan dan petambak, sekaligus membuka pasar ekspor yang menjanjikan,” kata Nezar.

Ekspor dan Dampak Ekonomi Lokal
Menurut Kepala Biro Regulasi dan Hubungan Pemerintah eFishery, Luciana Dita Chandra, hasil panen yang memenuhi kriteria eFishery akan langsung diekspor ke pasar global, termasuk Amerika dan China. “Kami berharap ini bisa mendorong pertumbuhan ekonomi petambak lokal sekaligus memperkuat Aceh sebagai pemain utama di pasar perikanan internasional,” jelas Luciana.

Saat ini, program eFishery telah menjangkau tujuh kabupaten/kota di Aceh, termasuk Banda Aceh, Aceh Besar, Lhokseumawe, dan Pidie. Dengan potensi besar ini, Aceh berada di jalur yang tepat untuk menjadi pusat akuakultur modern di Indonesia.(*)

Editor : Achmad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *