Klub Legendaris Asal Surabaya Samator Terkena Degradasi

JATIM ~ Pada hasil laga Livoli Divisi Utama tahun 2023, klub legendaris asal Surabaya, Samator terkena degradasi ke Divisi Satu, usai kalah atas TNI AU dengan skor 0-3 (19-25, 21-25, 18-25) pada laga perebutan peringkat ketiga dan keempat.

Pada pertarungan di pul neraka ini, tim asuhan pelatih asing asal Selandia Baru, Jeff Jiang ini, tidak pernah memetik kemenangan pada empat laga. Tiga laga di babak penyisihan dan satu laga perebutan tempat ketiga dan keempat. Sehingga hanya berada di peringkat keempat.

“Posisi kami tidak bisa dihindari untuk terkena degradasi. Materi pemain kami kali ini terdiri dari pemain-pemain muda dan belum memiliki pengalaman yang cukup,” kata manajer tim Samator, Hadi Sampurno.

Klub milik Sekjen PP. PBVSI, Heyzer Harsono ini bukan pada tahun ini saja terdegradasi. Pada 2007, klub milik PT Gas Samator itu juga terlempar ke Livoli Divisi Satu. Namun, setahun kemudian masuk kembali ke Divisi Utama.

Sementera Tim putra LavAni berhasil menjadi tim terbaik Putaran Reguler Pertama Pul B Livoli Divisi Utama 2023, usai membungkam BIN Pasundan pada laga final di Indoor Stadium Indomilk Sport Center, Legok, Kabupaten Tangerang.

Kemenangan dengan skor 3-1 (23-25, 25-18, 25-21, 25-17) atas BIN Pasundan itu merupakan kemenangan kali kedua di even ini. Pada pertemuan pembuka, Senin (6/11/2023) lalu, klub milik Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono ini juga menang 3-1.

Pada set pertama, tim asuhan pelatih Nicolas Vives itu sempat tertinggal 23-25. “Set pertama biasa anak-anak belum tenang,” ujar asisten pelatih, Erwin Rusni usai laga.

Menurutnya, setelah mendapat instruksi dari pelatih asal Kuba itu, para pemain LavAni mulai berubah permainannya.

Sedangkan pelatih BIN Pasundan, Ryan Masajade, tim asuhannya belum mampu mengatasi tim selevel LavAni. “Saya baru dua minggu pegang tim BIN Pasundan menghadapi Livoli Divisi Utama. Itupun masih pemain-pemain junior plus Nizar,” kata pelatih berkenegaraan Jepang.

Untuk mengimbangi permainan LavAni lanjut Ryan, butuh waktu. “Middle blocker dari LavAni sangat baik, kita perlu waktu untuk menyaingi mereka,” tukasnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *