min.co.id/Kesehatan – Stres sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Karena sering terjadi, bahkan mungkin kita tidak menyadari bahwa kita sedang mengalami stres. Hal ini timbul dari gejala seperti sakit kepala, mood yang menjadi sensitif, kemudian dapat berkembang menjadi demam bahkan dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Sampai saat ini sebenarnya masih belum terungkap sepenuhnya dampak buruk yang terjadi pada otak seseorang ketika mengalami stres. Namun saat ini banyak yang mengetahui hal ini, bahwa dampak stres dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang terhadap kesehatan tubuh, suasana hati dan pikiran seseorang.
Pada saat stres tubuh akan melepaskan hormon kortisol, hormon tersebut berdampak buruk terhadap hippocampus otak. Yaitu memperkecil ukuran otak, membunuh sel-sel saraf pada otak dan menjadi penghambat proses regenerasi sel-sel saraf baru, yang akan membuat kemampuan otak menjadi terganggu. Hippocampus merupakan bagian dari seseorang yang penting sebagai memori, kemampuan berpikir, belajar serta mengatur emosional. Jika terjadi gangguan pada bagian otak ini, maka kapasitas memori akan menurun.
Lantas apa hubungannya stres dengan perkembangan otak? sementara itu kita simak dibawah ini.
1. Melemahkan Daya Ingat
Akibat stres yang berkepanjangan tingkat glukokortikoid naik dan akan berpengaruh pada melemahnya daya ingat seseorang. Hal ini disebabkan karena ujung saraf yang lebih tua merasakan kesulitan untuk berhubungan dengan sel-sel otak yang baru. Selain itu, akan mempersulit otak dalam mengirimkan informasi atau feedbacknya, sehingga menyebabkan kehilangan daya ingat dalam jangka pendek. Yang pada akhirnya, akan menyebabkan timbulnya alzheimer dan dimensia.