Tepung Toya Simbol Silaturahmi Anak Putu Pangauban Cimanuk

Min.co.id-Indramayu-Budayawan, Penggiat Museum, Komunitas Patanjala, pemerhati lingkungan Daerah Aliran Sungai Cimanuk pada tanggal 4 September 2018 melakukan prosesi “Tepung Toya” menyatukan air dari mata air hulu Mandalagiri Garut, air DAS Cimanuk tengah Sumedang, air DAS hilir muara Cimanuk Indramayu sebagai rangkaian kegiatan memperingati Hari Jadi Indramayu Ke-491.

(Laskar Cimanuk, Anak Putu Pangauban Cimanuk Garut, Sumedang, Indramayu)

Prosesi tepung toya memiliki makna simbolik sebagai ikatan silaturahmi antar masyarakat atau daerah yang dilintasi DAS Cimanuk.

Menurut Nang Sadewo seorang pemerhati budaya sekaligus direktur Indramayu Historia dan Museum Bandar Cimanuk mengatakan bahwa “Prosesi tepung toya ini adalah prosesi yang ke-4 kalinya, tujuan atau makna Tepung Toya adalah menjalin silaturahmi, mempererat persaudaraan antara daerah yang dilintasi DAS Cimanuk disimbolkan dengan Tepung Toya atau menyatukan tiga sumber matai air hulu, tengah, hilir DAS Cimanuk. Daerah tersebut diwakili oleh Komunitas Patanjala Garut sebagai titik sumber mata air utama Gunung Mandalagiri Garut yang mengaliri sungai Cimanuk lalu DAS Cimanuk wilayah tengah yaitu Sumedang dan DAS Cimanuk hilir muara yaitu Indramayu.”

Ditambahkan pula oleh Kang Ajeb Tokoh Hulu Mandalagiri Garut menerangkan “Pengertian tepung toya, mengacu pada konsepsi leluhur, tepung toya merupakan sebuah konsepsi filosofis Patanjala. Patanjala adalah bagaimana cara pengelolaan, penghargaan terhadap air yang muncul dari sumber-sumber mata air yang menuju sungai hingga bermuara di samudera. Hal tersebut berkaitan erat dengan persoalan 4 inti kehidupan makhluk di bumi (khususnya bagi manusia) yaitu api, angin, air, tanah. Hal tersebut juga terangkum dalam amanah Patanjala Mangka miturut lajuning laku patanjala, cukcruk ti hulu wotana, bari mapay munday kamuharana. Mangka nete dina rancage, mangka nincak dina kawiwahaan, dinu nyurug milu nyurug, dinu mengkol milu mengkol, bras kamuhara, awor jeng segara deui. Tah kitu lajuning laku patanjala, nu sakitu endahna.”

Rangkaian prosesi tepung toya adalah dimulai dari pengambilan mata air di hulu Gunung Mandalagiri Garut, air DAS Cimanuk tengah Sumedang, air DAS Cimanuk hilir muara Cimanuk Indramayu, selanjutnya 3 sumber air tersebut ditepungkan ke dalam kendil tepung toya.

(Prosesi penyerahan air dari mata air hulu Gunung Mandalagiri Garut oleh Kang Rudi kepada Hj. Anna Sophanah, SH Bupati Indramayu)

Ray Mengku Sutentra, Ketua Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu yang memimpin prosesi tepung toya menjelaskan “Prosesi tepung toya dilakukan di dua tempat, di Pendhapa Kabupaten Indramayu dan Sungai Cimanuk. Prosesi tepung toya yang pertama di Pendhapa Kabupaten Indramayu yaitu prosesi tepung toya 3 sumber air yang ditepungkan oleh Hj. Anna Sophanah, SH Bupati Kab. Indramayu dan Drs. H. Supendi, M.Si Wakil Bupati Kab. Indramayu selanjutnya Bupati Indramayu menyiramkan  air tepung toya sebagian ke pohon kehidupan yaitu pohon mangga sebagai identik buah khas Indramayu setelah itu kendil air tepung toya dibawa ke sungai Cimanuk oleh Anak Putu Pangauban Cimanuk untuk dilarung atau disatukan dengan alam sungai Cimanuk Indramayu.

(Pembacaan tafsir makna Sadat Dermayu oleh Ray Mengku Sutentra, Ketua Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu)

Dalam prosesi tersebut juga diiringi dengan kidungan Sadat Dermayu dan Sadat Cimanuk. Pujangga pengkidung adalah Kang Wastim dari Tulung Agung Kertasmaya Indramayu sedangkan pembawa kendil mata air adalah Kang Rudi dari Patanjala Sumedang dan Kang Rawin dari Sanggar Aksara Jawa Kidang Pananjung Indramayu lalu Sutrisno membawa kendil tepung toya perwakilan Museum Bandar Cimanuk Indramayu.  Pada prosesi tersebut juga diiringi dengan instrument musik etnik daerah diantaranya Karinding dimainkan oleh Patanjala Garut, Tarawangsa dari Sumedang lalu Reteng Dermayu dari Kedungdawa Gabus Indramayu.

Pengharapan dari peristiwa prosesi tepung toya ini diharapkan dapat membawa keberkahan, kebaikan, kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian bagi anak putu Cimanuk Hilir Kab. Indramayu, anak putu Cimanuk Hulu Kab. Garut, anak putu Cimanuk Tengah Kab. Sumedang serta seluruh daerah yang teraliri DAS Cimanuk. (Ray.MS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *