Seniman Temanggung Abadikan Wajah Ganjar Lewat Seni Kriya Tanah Liat Sistem Tutul

Min.co.id-Temanggung-Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menjadi inspirasi berkesenian bagi warganya. Sosoknya pernah diabadikan dalam bentuk wayang kulit, dijadikan ‘lukisan’ dari tanaman padi yang ditanam berpola, dan kali ini seorang seniman asal Temanggung menuangkan sosok Ganjar dalam bentuk patung tanah liat. Seniman tersebut adalah Wiyono.

Pria 77 tahun ini membuat seni kriya wajah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melalui seni tekstur tutul. Meski dengan tangan bergetar karena usia, Mbah Yono, begitu panggilan akrabnya, penuh konsentrasi mengolah tanah liat basah dan mendesain sesuai foto Ganjar yang terpampang di depannya. Mulai dari mata, hidung, mulut, rambut hingga kerut pipi saat tersenyum, semua terlihat detil.

Setelah bentuknya sudah nyaris sempurna, patung tanah liat yang sudah menjadi setengah kering itu, dicocok (tutul) menggunakan paku. Bekas tutul yang hampir di seluruh wajah itu ternyata justru membuat semakin indah karya yang dibuat Mbah Yono.

Saat ditemui dirumahnya Perum Aza Griya M6 RT 3 RW 3 Walitelon Utara Temanggung, ia menceritakan bahwa sebenarnya ia merupakan seniman patung. Namun kegiatan berkesenian itu sempat berhenti karena ia harus fokus pada usaha produksi genteng miliknya. Krisis moneter 1998 membuat permintaan genteng mulai sepi. Ia kemudian mengolah tanah liat, sebagai bahan baku genteng, menjadi karya seni.

“Dulu saya ingin jadi pelukis, tapi akhirnya tertarik dengan dunia patung. Tapi saya “selingkuh” berbisnis genteng. Nah, karena krisis moneter usaha sepi, saya berkarya lagi,” ujar Mbah Yono.

Ia mengaku menemukan tehnik tutul pada tahun 2022 dari hasil perenungannya. Selain membuat seni kriya berbahan tanah liat, Mbah Yono juga mampu membuat kriya dari kayu. Diantara karya-karyanya pernah mengikuti ajang Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) Kabupaten Temanggung 2022.

Kemampuan seninya, cerita Mbah Yono, dimulai saat ia mengagumi pelukis maestro tanah air, Affandi. Namun, dalam perjalanan waktu, Mbah Yono berpindah haluan menjadi pematung.

“Rumah saya dulu di Yogyakarta dengan rumah Pak Affandi itu hanya tiga kilometer. Saya sering main ke sana karena ingin tahu bagaimana cara melukis. Sampai akhirnya saya sering diajak beliau ke daerah-daerah untuk pameran,” kenang Mbah Yono.

Tidak banyak tokoh yang ia abadikan dalam karya-karyanya. Ia mengaku sangat selektif, sehingga hanya ada sekitar empat tokoh yang telah ia abadikan, salah satunya Ganjar Pranowo.

“Iya karena saya suka Pak Ganjar. Beliau bapaknya orang Jawa Tengah. Sosok yang tegas dan merakyat,” ungkapnya.
“(Dan) setahu saya, belum ada seni tekstur tutul seperti ini. Saya sangat senang kalau Pak Ganjar bisa rawuh dan melihat karya ini,” imbuhnya.(rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *