Min.co.id-Papua-Atlet-atlet kontingen Jawa Barat semakin tak terbendung di hari ke-11 pada perhelatan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2021 di Papua, Rabu (13/10/2021). Dalam perlombaan di 13 cabang dan disiplin yang memperebutkan 72 emas, kontingen Bumi Pasundan sukses menyapu 17 keping. Torehan sebanyak itu menjadi prestasi terbaik Jabar selama berlangsungnya PON Papua yang dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dari Stadion Lukas Enembe, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (2/10/2021) malam.
Keberhasilan merebut 17 emas menambah perbendaharaan medali Jabar. Dalam laporan medali yang dikutip dari Panitia Besar PON (PB PON) Papua, Kamis (14/10/2021) pukul 06.00 WIT, Jabar telah mengoleksi 125 emas, 97 perak, dan 111 perunggu dan tak tergoyahkan di urutan pertama klasemen medali sementara.
Jatim, juara PON 2000 dan 2008, menempati posisi kedua dengan 106 emas, 86 perak, dan 78 perunggu setelah mendapat tambahan sembilan emas sepanjang pertandingan Rabu. Jabar meninggalkan Jatim dengan selisih 19 emas dan sulit untuk dikejar oleh kontingen mana pun hingga hari terakhir PON Papua, 15 Oktober 2021.
Kondisi ini menjadikan Jabar hampir pasti keluar juara umum untuk kedua kalinya secara berturut-turut. Ini merupakan pertama kali sejak era Orde Baru serta PON dilakukan di luar DKI Jakarta, ada satu provinsi mampu merebut posisi juara umum secara beruntun.
“Kalau tidak ada halangan kita bisa meraih juara umum lagi. Kalau itu terjadi, ini akan menjadi bukti bahwa kita bukan jago kandang,” kata Gubernur Ridwan Kamil seperti dikutip Antara.
DKI, juara 11 kali PON, menyusul di tempat ketiga dengan 99 emas, 87 perak, dan 78 perunggu. Tuan rumah Papua masih berada di empat besar dengan torehan 87 emas, 60 perak, 99 perunggu. Seperti diprediksi sebelumnya, Bali akhirnya mampu menggusur Jawa Tengah dari posisi lima besar.
Bali menambah enam emas termasuk tiga keping dari matras karate dan dua lainnya dipetik dari lintasan lari 800 meter putra melalui Ketut Mertayasa dan lompat tinggi putri atas nama Ni Made Eppi Wilantika. Sekeping lainnya didapat dari perenang putri Komang Adinda Nugraha dari final 50 meter Gaya Punggung di kolam renang Kampung Harapan, Kota Sentani, Kabupaten Jayapura.
Hasil itu membuat Bali menyabet 28 emas, 23 perak, dan 49 perunggu. Jateng di peringkat keenam dengan 25 emas, 45 perak, dan 61 perunggu. Posisi Jateng pun masih belum aman dan bisa saja kembali terlempar lantaran hanya berbeda tiga emas saja dengan Kalimantan Timur di urutan ketujuh. Sepanjang Rabu, Kaltim, tuan rumah PON 2008 hanya mendulang sekeping emas dari matras kempo dan membuat koleksi medali mereka bertambah menjadi 22 emas, 32 perak, dan 40 perunggu.
Dominasi Atlet Jabar
Jabar, juara PON 2016 menjadi penguasa podium pada beberapa cabang, salah satunya tiga emas dari bulu tangkis melalui tunggal putra-putri dan ganda putra. Jabar sekaligus mematahkan dominasi DKI Jakarta, juara umum bulu tangkis PON 2016. Di arena GOR Waringin, Kota Jayapura, kontingen ibu kota dipaksa membawa pulang sekeping emas dari beregu putra.
Di tunggal putra, Jabar akhirnya kembali juara setelah puasa gelar sejak terakhir merebut emas lewat Taufik Hidayat saat PON 2004 di Sumatra Selatan. Pada PON 2016, Jabar hanya menyabet perunggu lewat Anthony Sinisuka Ginting.
Duel sesama Jabar atau All Jabar Finals terjadi ketika Panji Ahmad Maulana melawan pemain Pelatnas Pratama PBSI Cipayung, Syabda Perkasa Belawa. Panji sukses menjinakkan keperkasaan Syabda dengan straight set, 21-9, 21-17. Sedangkan Saifi Riska Nurhidayah memupuskan mimpi emas pemain Pelatnas Pratama Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Cipayung yang membela Bali, Komang Ayu Cahya Dewi dengan rubber set, 8-21, 21-17, 21-18.
Di ganda putra, Pramudia Kusumawardana/Muhammad Shohibul Fikri mengamankan emas ketiga Jabar setelah melibas unggulan pertama dari DKI Jakarta Adnan Maulana/Ghifari Ananda. Pramudia/Fikri unggul dua set langsung, 21-12, 21-10.
Aksi borong emas juga dilakukan dari lantai angkat berat lewat tiga lifter Jabar, yakni yakni Imam Syahrudin di kelas 105 kilogram putra, serta dua lifter putri Maria Simanjuntak (kelas 84 kg) dan Aneu Veronika (kelas 72 kg).
Demikian juga di cabang catur saat Jabar menjadi juara di nomor bergengsi beregu standar putra-putri serta juara catur Asia, Grandmaster Putri Irene Kharisma Sukandar yang menyabet emas dari nomor perorangan standar putri. Irene mengalahkan rekannya sesama atlet pelatnas catur, Chelsie Monica Ignesias Sihite yang mewakili Kalimantan Timur di venue Ballroom Swissbell Hotel, Merauke.
Di lintasan atletik, kuartet sprinter putri yang dimotori Raden Roselin, Tyas Murtiningsih, Erna Muryanti, dan Ulfa Silpiana sukses mendulang emas dari final nomor estafet 4×100 meter di Stadion Atletik Mimika Sport Complex, Kota Timika, Kabupaten Mimika. Tim Jabar paling cepat masuk garis akhir dengan waktu 45,67 detik. Catatan waktu ini sekaligus memecahkan rekor PON 2008 dengan waktu 54,93 detik.
“Alhamdulillah semua sesuai ekspektasi dari mulai latihan di Jakarta. Kita memang menargetkan pecah rekor di PON Papua ini. Kita tim yang solid, keren, saya bisa lari dengan semangat. Mereka semua support dan bisa pecah rekor serta dapat medali emas,” kata Ulfa Silpiana seperti dikutip dari situs Panitia Besar PON Papua.
Kejutan Papan Bawah
Di klasemen papan bawah kembali terjadi kejutan pada hari ke-11, Rabu (13/10/2021). Setelah puasa emas cukup lama dalam PON Papua, dua provinsi yakni Papua Barat dan Kalimantan Utara akhirnya berhasil membawa pulang emas. Papua Barat sukses menambah dua keping emas dari matras cabang kempo dan ring tinju. Hasil itu membuat Papua Barat berada di urutan 25 dengan dua emas, 14 perak, dan 13 perunggu.
Kenshi putri Papua Barat Hilda Christina B Silubun keluar sebagai juara nomor Randori 50 Kilogram setelah mengalahkan kenshi Jatim, Marta Frily Adetya. Beberapa saat sebelumnya dalam final cabang tinju Kelas 54 Kg, petinju putri Christina M Jembay memupus mimpi Silpa Lau Ratu (Kalimantan Selatan).
Perlombaan Rabu juga menjadi hari membahagiakan bagi kubu Kalimantan Utara. Provinsi baru hasil pemekaran wilayah di Kalimantan Timur itu sukses mendulang sekeping emas lewat atlet menembak Nasruddin. Ia menjadi juara di nomor favoritnya, Indvidual Skeet Man di Lapangan Tembak Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Di nomor ini Nasruddin merebut nilai tertinggi, 30 poin. Ia menyingkirkan Anas Muhsin (DKI) dan Slamet Riyadi yang masing-masing mendapat perak dan perunggu. Nasruddin kembali merebut medali, kali ini perak bersama Misran dari nomor Skeet Man Double. Mereka kalah dari duet DKI, Anas Mhsin-Gilbert yang merebut emas dengan 183 poin. “Saya berterima kasih atas dukungan banyak pihak termasuk Pengurus Daerah Perbakin Kaltara yang telah membina saya selama dua tahun ini,” kata Nasruddin.
Dengan demikian, total sementara perolehan medali Kaltara berjumlah tiga keping meliputi satu emas dan dua perak. Perolehan ini membuat posisi Kaltara naik ke peringkat 31. Sebelumnya Kaltara bertengger di posisi 32 dari 34 provinsi. Saat ini tinggal Maluku Utara dan Sulawesi Barat yang belum kebagian emas.
PB PON Papua sejauh ini telah membagikan 2.090 keping medali terdiri dari 649 emas, 637 perak, dan 804 perunggu. Masih tersisa 32 keping emas untuk diperebutkan pada laga Kamis (14/10/2021). Sebanyak 46 cabang dan disiplin telah mengakhiri lomba. Sedangkan 15 cabang dan disiplin lainnya masih bertanding untuk menyelesaikan partai final termasuk sepak bola yang mempertemukan dua tim pemersatu NKRI, Aceh dan Papua di Stadion Mandala, Kota Jayapura.
Sejauh ini seluruh pertandingan dilaksanakan dengan protokol kesehatan sangat ketat, baik bagi atlet, ofisial, maupun penonton. Seluruh lomba dapat dilihat secara langsung oleh masyarakat dan mereka harus mengikuti kebijakan menempati hanya 25 persen dari kapasitas total tiap venue.
Agar dapat memasuki arena lomba, setiap penonton wajib menunjukkan kartu vaksin telah disuntik dosis pertama dan kedua. Kemudian harus memakai masker selama menonton lomba serta menjaga jarak. Torang Bisa!
sumber:ind.go.id