JAKARTA | Hidangan yang dulu kerap menjadi bahan candaan karena aromanya yang menyengat, kini justru naik kelas dan menjadi bintang baru dunia kuliner. Semur jengkol resmi mencuri perhatian setelah sejumlah festival kuliner nasional menobatkannya sebagai salah satu menu paling diburu sepanjang akhir 2025.
Fenomena ini bermula dari Festival Jajanan Nusantara 2025 di Jakarta, di mana stan semur jengkol selalu dipadati pengunjung sejak hari pertama. Bahkan, beberapa kali stok jengkol habis sebelum acara ditutup.
“Semur jengkol sekarang bukan sekadar makanan rumahan. Ia sudah berubah menjadi ikon rasa Nusantara,” ujar Chef Amira, kurator kuliner festival tersebut, Rabu (10/12/2025).
Jengkol yang dulu dianggap makanan kelas kampung, kini disajikan dengan berbagai inovasi, Semur jengkol smoked, Semur jengkol lada hitam, Semur jengkol krengsengan pedas, Semur jengkol premium dengan rempah Sumatra
Para pengunjung mengaku penasaran karena rasa dan teksturnya yang khas.
“Awalnya cuma ikut-ikutan teman, eh ternyata enak banget, wangi rempahnya bikin nagih,” kata Ratri, pengunjung asal Depok.
Kenaikan pamor semur jengkol berdampak langsung pada para pelaku UMKM. Penjualan jengkol olahan meningkat hingga 70 persen dalam dua bulan terakhir.
“Biasanya seminggu cuma habis 20 kilogram, sekarang sehari bisa 15–18 kilogram,” ungkap Yuyun, pelaku UMKM asal Bekasi.
Permintaan yang meningkat membuat sejumlah daerah mulai menjadikan semur jengkol sebagai menu unggulan wisata kuliner, terutama di Jawa Barat dan Banten.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bahkan sedang mengkaji untuk menjadikan semur jengkol sebagai bagian dari kurikulum promosi Indonesian Comfort Food.
“Jengkol ini unik, tidak ada di negara lain. Kalau diberi sentuhan branding yang tepat, bisa menjadi kuliner ikonik Indonesia,” ujar Deputi Pemasaran Pariwisata.
Fenomena semur jengkol ini dianggap sebagai tanda bahwa masyarakat semakin bangga dengan makanan lokal.
“Semur jengkol adalah simbol perlawanan terhadap stigma. Dari yang diremehkan menjadi yang dirayakan,” kata pengamat kuliner, Winda Mahardika.
Dengan popularitas yang terus meroket, semur jengkol kini tidak hanya hadir di warteg atau dapur rumahan, tetapi juga mulai masuk restoran hotel berbintang dengan tampilan modern.
Aromanya mungkin tetap khas, tetapi statusnya jelas sudah berubah dari makanan sederhana menjadi legenda baru kuliner Indonesia. (*)










Komentar