THAILAND | Gemuruh sorakan merah putih menggema di Gymnasium 4, Thammasat University Rangsit Campus, Rabu (10/12/25). Di arena yang panas oleh tensi persaingan itu, tim beregu putra bulu tangkis Indonesia kembali menunjukkan bahwa mereka bukan sekadar unggulan—melainkan penguasa sah Asia Tenggara.
Dalam final yang sarat gengsi, skuad Garuda tampil garang dan tak memberi ruang sedikit pun bagi rival klasiknya, Malaysia. Pertandingan yang berlangsung padat, ritmis, dan penuh energi itu berakhir dengan kemenangan telak 3-0, seolah menegaskan: tahta beregu putra masih milik Indonesia.
Sejak partai pembuka, pemain-pemain Indonesia tampil dengan kepercayaan diri penuh. Smash keras, penguasaan tempo, serta koordinasi yang nyaris tanpa cacat membuat Malaysia kesulitan menemukan ritme permainan. Setiap poin terasa seperti pukulan moral yang terus mengikis perlawanan lawan.
Di partai penentu, Muhammad Zaki Ubaidillah menjadi bintang yang bersinar paling terang. Tampil lugas dan agresif, Zaki menutup laga dengan kemenangan meyakinkan yang memastikan emas kembali jatuh ke pelukan Merah Putih. Momentum itu menjadi penegas bahwa regenerasi bulu tangkis Indonesia terus berjalan mulus dan berbahaya bagi lawan-lawannya.
Kemenangan ini sekaligus memperpanjang tradisi emas beregu putra, meneruskan jejak prestasi yang juga diraih pada SEA Games Kamboja 2023. Tak berlebihan jika Indonesia kini disebut sebagai poros kekuatan utama bulu tangkis Asia Tenggara, dengan konsistensi yang sukar ditandingi.
Di Rangsit, Merah Putih bukan hanya menang. Mereka menyuguhkan kelas, meninggalkan pesan jelas,“Selama sayap Garuda masih mengepak, panggung beregu putra SEA Games tetap dikuasai Indonesia.” (*)







Komentar