SURABAYA | Universitas Negeri Surabaya (Unesa) kembali membuktikan bahwa kampus bukan hanya ruang belajar, tetapi juga rumah kemanusiaan. Menyikapi banjir besar yang melanda Aceh dan Sumatera, Unesa meluncurkan serangkaian aksi sosial yang bergerak cepat, menyeluruh, dan penuh empati untuk membantu ribuan warga yang terdampak.
Gerakan kepedulian ini mencakup mulai dari keringanan biaya kuliah, beasiswa, bantuan biaya hidup, hingga pendampingan psikologis bagi mahasiswa dan masyarakat korban bencana. Unesa juga menurunkan relawan, menggelar doa bersama, membuka lelang amal, dan mendistribusikan kebutuhan pokok ke titik-titik terdampak.
Rektor Unesa, Nurhasan yang akrab disapa Cak Hasan menegaskan bahwa kehadiran kampus di tengah bencana bukan hanya tugas moral, tetapi bagian dari wujud nyata Tri Dharma Perguruan Tinggi.
“Semua bantuan akan disalurkan secara merata dan transparan, memastikan korban mendapatkan dukungan yang tepat sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Unesa memberikan sejumlah kemudahan bagi mahasiswa yang keluarganya terdampak banjir, antara lain, Keringanan UKT hingga semester 8, Bantuan biaya hidup selama satu semester, Fasilitas pembelajaran bagi mahasiswa yang tidak dapat mengikuti perkuliahan secara normal
Kebijakan ini menjadi jaring pengaman bagi mahasiswa agar tidak terhambat dalam menempuh pendidikan.
Pada Senin, 8 Desember 2025, Unesa menggelar doa bersama sebagai ikhtiar spiritual untuk keselamatan masyarakat di wilayah bencana. Di hari yang sama, kampus juga mengadakan lelang amal untuk mengumpulkan dana tambahan. Aksi ini memperkuat solidaritas civitas akademika dan masyarakat luas.
Puncak aksi kemanusiaan Unesa berlangsung pada 10 Desember 2025, ketika tim relawan dari, Satuan Mitigasi Crisis Center (SMCC), Fakultas Psikologi, Fakultas Kedokteran
diterjunkan langsung ke wilayah terdampak banjir. Mereka memberikan bantuan medis, layanan trauma healing, serta dukungan logistik bagi para penyintas bencana.
Unesa juga menyalurkan bantuan berupa, Makanan siap konsumsi, Air minum, Pakaian, Perlengkapan sanitasi
Distribusi dilakukan secara terencana agar bantuan tiba tepat waktu dan sesuai kebutuhan mendesak.
Tak berhenti pada penyaluran bantuan awal, Unesa memastikan proses pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala. Tujuannya, agar pemulihan masyarakat berjalan berkelanjutan dan menyentuh aspek-aspek yang paling penting.
Dengan gerak cepat, kepedulian tanpa syarat, dan koordinasi lintas fakultas, Unesa membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang ilmu—tetapi tentang keberpihakan kepada kemanusiaan. (*)










Komentar