JAKARTA | Di tengah semakin pesatnya penggunaan perangkat berbasis listrik, masyarakat kerap dibuat bingung dengan dua istilah yang terdengar mirip namun sejatinya sangat berbeda: motor AC dan motor DC.
Dua jenis motor listrik ini sama-sama menjadi “penggerak utama” berbagai peralatan modern, tetapi memiliki karakteristik, fungsi, dan mekanisme kerja yang jauh dari kata sama.
Kebingungan inilah yang kerap memicu kesalahan informasi, bahkan berdampak pada salah memilih atau salah menangani perangkat. Untuk itu, berbagai pihak terus mendorong pemahaman publik tentang perbedaan keduanya agar masyarakat semakin melek teknologi.
Motor AC bekerja menggunakan arus bolak-balik (alternating current), sementara motor DC menggunakan arus searah (direct current). Meski hanya beda satu huruf, keduanya memiliki sistem kerja yang ibarat dua kepribadian berbeda yang satu stabil, yang satu lincah.
“Motor AC biasanya dipakai untuk peralatan yang butuh tenaga besar dan operasi jangka panjang. Sedangkan motor DC unggul dalam hal kontrol kecepatan sehingga cocok untuk perangkat yang memerlukan respons cepat,” ujar seorang praktisi teknik elektro di Jakarta, Rabu (10/12/2025).
Perbedaan mendasar terletak pada struktur internal. Motor AC cenderung lebih sederhana, tidak menggunakan sikat karbon, sehingga lebih awet dan minim perawatan. Sementara motor DC dilengkapi komutator dan brush, membuatnya lebih presisi namun memerlukan perawatan lebih rutin.
“Di lapangan, banyak kasus kerusakan perangkat yang terjadi karena pengguna tidak memahami jenis motornya. Motor DC memiliki komponen yang aus dan perlu diganti secara berkala,” tambahnya.
Motor AC lazim ditemukan pada mesin cuci, kulkas, pompa air, kompresor, hingga mesin industri. Motor DC banyak dipakai pada mainan elektronik, robotik, kipas mini, hingga kendaraan listrik modern.
Dengan berkembangnya teknologi, penggunaan kedua jenis motor ini semakin meluas. Pemahaman yang tepat pun menjadi semakin penting, terutama di era kendaraan listrik dan robotik yang makin akrab dengan kehidupan masyarakat.
Pakar menilai perlunya edukasi yang berkelanjutan agar masyarakat tidak lagi tertukar antara AC dan DC, terutama ketika membeli, memasang, atau memperbaiki perangkat berbasis motor listrik.
“Nama mirip bukan berarti sama. Setiap jenis motor punya karakter dan kebutuhan perawatan masing-masing. Memahami perbedaannya berarti mengurangi risiko kerusakan dan meningkatkan keamanan,” tegas narasumber tersebut. (*)










Komentar