RAJA AMPAT | Raja Ampat, permata biru Papua Barat Daya yang selama ini dielu-elukan sebagai salah satu kawasan konservasi laut terbaik di dunia, kini berada di persimpangan takdir.
Bukan hanya terancam oleh kerusakan ekosistem akibat aktivitas penambangan nikel tetapi juga oleh ancaman senyap yang menghantam langsung tubuh manusia paparan logam berat nikel yang mematikan.
Di balik kilau industri yang mengejar keuntungan, bahaya nikel menyelinap melalui udara, tanah, hingga air. Sebuah studi berjudul “Nickel: Human Health and Environmental Toxicology” yang dipublikasikan di National Library of Medicine (NLM) mengungkap bagaimana logam transisi ini berubah menjadi musuh tak terlihat bagi manusia.
Nikel, yang secara alami memang ada di lingkungan, berubah menjadi ancaman ketika ditambang dan diproses dalam skala besar. Manusia terpapar melalui tiga jalur utama, Inhalasi partikel logam, terutama bagi pekerja tambang dan industri; Kontak kulit dengan bahan berbasis nikel; Konsumsi air dan makanan yang terkontaminasi.
Ketika kadar paparan mencapai titik berbahaya, nikel menunjukkan wajah aslinya: toksik dan karsinogenik. Studi tersebut memaparkan sederet risiko kesehatan yang mengerikan, mulai dari dermatitis kontak, asma, fibrosis paru, kerusakan ginjal, hingga kanker paru-paru.
Yang lebih mencengangkan, nikel mampu menimbulkan perubahan epigenetik—mengubah ekspresi gen tanpa menyentuh struktur DNA. Efeknya bisa permanen, bahkan diwariskan ke generasi berikutnya. Ancaman yang bukan hanya menghantui hari ini, tetapi juga masa depan.
Para peneliti mengungkap mekanisme yang mengkhawatirkan paparan nikel memicu stres oksidatif, merusak mitokondria “pembangkit energi sel” dan meningkatkan radikal bebas (ROS). Kerusakan ini pada akhirnya membuka jalan pada berbagai penyakit degeneratif dan kanker.
Di tengah keindahan coral triangle dan megabiodiversity yang tak ternilai, ancaman nikel menjadi ironi yang mengiris: surga bawah laut terancam rusak, sementara manusia yang hidup di darat menghadapi risiko penyakit yang mengintai perlahan.
Perdebatan mengenai penambangan nikel di Raja Ampat bukan lagi sekadar soal ekologi. Ini tentang keselamatan manusia, kesehatan generasi mendatang, dan keberlanjutan kehidupan. Dalam lanskap surga yang mulai retak, bahaya nikel bergerak dalam senyap dan suara peringatan kini bergema semakin keras.(*)
