CIAMIS | Pagi yang semula lengang di Desa Cisadap mendadak pecah oleh kabar buruk: tebing setinggi delapan meter di Dusun Cibeunying runtuh, menimbun bahu jalan dan memutus akses warga. Tanah yang jenuh diguyur hujan semalaman tak lagi kuat menahan diri, meluncur ke bawah dan meninggalkan kepanikan di tengah masyarakat.
Tanpa menunda waktu, Bhabinkamtibmas Brigadir Cecep melangkah cepat menuju lokasi. Bersama Kepala Dusun Cibeunying dan puluhan warga, ia menyusuri jalan yang sebagian tertutup lumpur dan pecahan tanah.
Warga bergegas, membawa cangkul, karung, hingga alat seadanya untuk menyingkirkan material longsoran yang menutup akses menuju pabrik kerupuk milik warga.
“Kami langsung terjunkan anggota setelah laporan masuk. Prioritas kami adalah memastikan situasi aman dan membantu evakuasi material,” ujar Kapolres Ciamis Polda Jabar, AKBP H. Hidayatullah, SH., S.I.K., melalui Kapolsek Ciamis Kompol Alan Dahlan.
Hujan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut diduga menjadi penyebab utama. Tanah yang tak lagi stabil menyerah pada tekanan air, melorot dan menghantam bahu jalan yang menjadi jalur penghubung vital warga sekitar.
“Material longsor menutup bahu jalan di depan pabrik kerupuk. Ini tentu menghambat aktivitas warga, sehingga pembersihan harus dilakukan secepat mungkin,” jelas Kompol Alan.
Dengan kekuatan gotong royong, polisi dan masyarakat bergerak serempak. Di bawah sisa-sisa rintik hujan, mereka menyapu, menggali, dan mengangkut tanah demi membuka kembali akses yang tertutup. Bencana pagi itu justru memperlihatkan satu hal solidaritas yang tak luntur meski diterjang bahaya.
Kompol Alan Dahlan juga mengingatkan bahwa kondisi cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini tidak boleh dianggap remeh. Ia mengimbau seluruh masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menjauhi tebing rawan longsor, pohon besar, atau aliran air deras, terutama saat hujan turun berjam-jam tanpa henti.
“Bencana tidak memberi tanda. Karena itu, mitigasi dini dan kewaspadaan adalah langkah terbaik untuk menyelamatkan diri,” tegasnya.
Di balik tanah yang runtuh dan jalan yang tertutup, tersimpan cerita tentang kesigapan, kebersamaan, dan kepedulian. Desa Cisadap mungkin diguncang bencana, tetapi warganya tidak gentar karena mereka tahu, mereka tidak sendiri. (*)
