INDRAMAYU | Pemerintah Kabupaten Indramayu kembali menegaskan kesiapannya menjadi bagian dari langkah besar pembangunan nasional. Komitmen itu terlihat jelas saat jajaran Pemkab mengikuti Rapat Koordinasi Pembahasan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Triwulan III dan Evaluasi Program Strategis Nasional 3 Juta Rumah melalui Zoom Meeting dari Indramayu Command Center (ICC).
Rakor yang dipimpin Sekjen Kementerian Dalam Negeri, Tomsi Tohir, itu menjadi panggung evaluasi sekaligus ajang konsolidasi nasional. Dari Indramayu hadir Kabag Perekonomian Setda, Iing Kuswara, bersama perwakilan dinas terkait yang membawa mandat daerah untuk terus menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika nasional.
Salah satu sorotan utama Rakor adalah lambatnya realisasi Program Nasional 3 Juta Rumah. Baru 15,05 persen target yang tercapai secara nasional. Pemerintah pusat menegaskan pentingnya peran daerah, terutama dalam mempercepat penerbitan PBG, mendorong pembebasan BPHTB, hingga memberikan fasilitas PBG “0 rupiah” bagi masyarakat berpenghasilan rendah kebijakan yang sudah dilakukan oleh 20 daerah pelopor.
Dalam forum virtual tersebut, persoalan ekonomi daerah juga menjadi perhatian besar. Target inflasi nasional tahun 2025 berada di kisaran 2,5 ± 1 persen. Cirebon Raya, termasuk Indramayu, mencatat inflasi 2,90 persen, sedikit di atas rata-rata Jawa Barat namun masih berada di bawah angka nasional.
Meski demikian, geliat ekonomi Indramayu menunjukkan sinyal positif. Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada awal November 2025 berada di angka -0,69 persen. Turunnya indeks tersebut menunjukkan langkah pengendalian inflasi di daerah berjalan efektif. Meski ada komoditas yang memicu kenaikan seperti daging ayam ras, beras, dan udang basah, koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terbukti mampu mengendalikan fluktuasi yang lebih besar.
Di tingkat nasional, pertumbuhan ekonomi Triwulan III-2025 masih dipimpin Pulau Jawa sebesar 5,17 persen. Namun, pertumbuhan paling mencolok datang dari Sulawesi yang menembus 5,84 persen, didorong masifnya hilirisasi tambang di Maluku Utara yang tumbuh fantastis hingga 39,10 persen (year on year).
Merespons dinamika tersebut, Pemkab Indramayu meneguhkan langkah untuk terus menguatkan sektor unggulan seperti pertanian dan perikanan. Dua sektor ini menjadi fondasi ekonomi lokal yang selama ini terbukti tahan terhadap gejolak nasional.
Kabag Perekonomian Setda Indramayu, Iing Kuswara, menegaskan bahwa Indramayu siap menjaga ritme pertumbuhan ekonomi sambil tetap mendukung kebijakan nasional.
“Indramayu siap berkolaborasi. Baik dalam pengendalian inflasi maupun penyediaan hunian layak untuk masyarakat. Kuncinya adalah sinergi dan gerak bersama,” ujarnya.
Dengan dorongan kuat pada program perumahan rakyat, pengendalian inflasi yang konsisten, dan penguatan sektor unggulan, Kabupaten Indramayu menempatkan diri sebagai daerah yang adaptif, kompetitif, dan siap melangkah menuju kesejahteraan ekonomi yang lebih berkelanjutan.(*)
