Gamelan Okokan Menggema di Puri Saren Ubud, Iringi Prosesi Pelebon Penuh Kekhidmatan

BALI | Dentum lembut gamelan Okokan terdengar mengalun dari halaman Puri Saren Ubud, Gianyar. Irama khas yang gemulai itu menggema, menyatu dengan suasana sakral saat warga Bali berkumpul untuk mengiringi prosesi Pelebon—upacara adat yang sarat makna dan tradisi.

Gamelan Okokan, kesenian tradisional yang sudah mengakar dalam budaya Bali, kembali meneguhkan perannya sebagai pengiring utama dalam upacara Pelebon di Puri Ubud. Bunyi “kokok” dari tiap alat menciptakan harmoni yang lembut namun berwibawa, menghadirkan suasana hening penuh penghormatan kepada leluhur.

“Pelebon di Puri Ubud bukan hanya prosesi pemakaman. Ia adalah panggung besar pelestarian adat dan budaya Bali,” ujar seorang pengamat budaya setempat, menegaskan nilai luhur dari tradisi tersebut.

Di tengah alunan Okokan, para warga melangkah dengan penuh penghayatan. Setiap denting seakan menjadi doa yang dijahit rapi dalam irama, mengantar perjalanan roh sekaligus menguatkan ikatan masyarakat dengan warisan leluhur.

Bagi masyarakat Bali, Okokan bukan sekadar instrumen musik. Ia adalah identitas simbol kedalaman spiritual dan kebersamaan. Ketika dimainkan, Okokan seolah menjadi penghubung antara masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Melalui prosesi Pelebon di Puri Saren Ubud, Gamelan Okokan kembali menunjukkan bahwa budaya Bali bukan hanya untuk dipertontonkan, tetapi dijaga, dirawat, dan diwariskan. Sebuah pengingat bahwa harmoni tradisi tetap hidup karena ada tangan-tangan yang terus melestarikannya dari generasi ke generasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *