JAKARTA | Sore hangat menyambut Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, ketika pesawat kenegaraan Raja Yordania Hasyimiah, Raja Abdullah II ibn Al Hussein, mendarat tepat pukul 16.00 WIB, Jumat (14/11/2025).
Di bawah tangga pesawat, Presiden Prabowo Subianto sudah berdiri menunggu sebuah gestur yang lebih dari sekadar protokol, melainkan penghormatan tulus dari seorang sahabat.
Begitu Raja Abdullah II turun dari pesawat, formalitas diplomatik seketika luluh. Senyum lebar merekah, jabatan tangan erat terjadi, lalu sebuah pelukan hangat menyatukan dua pemimpin yang sudah lama menjalin kedekatan personal. Di momen itu, terasa jelas bahwa yang bertemu bukan hanya dua kepala negara, tetapi dua pribadi yang saling menghormati dan mempercayai.
Keduanya kemudian berjalan berdampingan melewati jajar pasukan kehormatan. Langkah mereka ringan, diselingi percakapan santai yang menggambarkan kedekatan di luar diplomasi resmi.
Hubungan ini adalah lanjutan dari momen sebelumnya, ketika Prabowo disambut hangat di Amman pada April lalu, bahkan diperlakukan oleh Raja Abdullah II layaknya keluarga sendiri.
Penyambutan di Halim kali ini menjadi simbol hubungan yang semakin mengakar. bukan sekadar pertemuan kenegaraan, tetapi perjumpaan dua sahabat yang membawa misi mempererat kerja sama strategis antara Indonesia dan Yordania dari isu kemanusiaan hingga pertahanan regional.
Di bawah langit sore Jakarta, diplomasi menunjukkan wajahnya yang paling hangat: bukan sekadar dokumen dan pertemuan resmi, tetapi pelukan tulus dua pemimpin yang membangun jembatan persahabatan antara dua bangsa. (*)
