BOGOR | Di bawah langit yang teduh dan suasana penuh kekhidmatan, gema takbir menggema lembut di lingkungan SMA Kemala Taruna Bhayangkara Bogor. Kamis (13/11/2025) menjadi hari bersejarah, ketika Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Komjen Pol. Prof. Dr. Dedi Prasetyo, S.H., M.Hum., M.Si., M.M., meresmikan berdirinya Masjid An-Nahdah Suhanda sebuah simbol harmoni antara iman, ilmu, dan pengabdian.
Dengan pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti, prosesi peresmian berlangsung khidmat disaksikan jajaran pejabat utama Polri, pengurus Yayasan Kemala Bhayangkari, para guru, siswa, serta tokoh masyarakat sekitar. Momen ini bukan sekadar seremonial, tetapi juga penanda hadirnya rumah baru bagi cahaya keimanan di tengah lembaga pendidikan Bhayangkara.
Berdiri megah di atas lahan seluas 4.854 meter persegi dengan luas bangunan 1.761 meter persegi, Masjid An-Nahdah Suhanda mampu menampung hingga 976 jamaah. Bukan sekadar tempat sujud, masjid ini dirancang sebagai pusat pembinaan spiritual dan karakter bagi para siswa—calon generasi tangguh yang tak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak dan berjiwa pengabdian.
“Masjid ini bukan hanya tempat beribadah, melainkan juga rumah bagi pembinaan akhlak, pendidikan karakter, serta penguatan nilai-nilai kebersamaan antara siswa, guru, dan masyarakat,” ungkap Wakapolri Komjen Pol Dedi Prasetyo dalam sambutannya.
Bagi Polri, pembangunan masjid ini menjadi bagian dari komitmen membentuk generasi muda Bhayangkara yang religius, berintegritas, dan siap menjadi pelanjut nilai-nilai luhur pengabdian.
Kegiatan peresmian diakhiri dengan doa bersama, menandai rasa syukur atas berdirinya Masjid An-Nahdah Suhanda. Di tengah lantunan doa dan haru kebersamaan, tampak harapan baru terpancar bahwa dari tempat suci ini, akan lahir insan-insan muda yang tak hanya kuat dalam ilmu, tetapi juga kukuh dalam iman.
Masjid An-Nahdah Suhanda kini berdiri bukan sekadar bangunan fisik, melainkan simbol cahaya peradaban dan moralitas di lingkungan pendidikan Bhayangkara meneguhkan pesan bahwa setiap langkah menuju masa depan harus berakar pada nilai spiritual yang kokoh. (*)
