JAKARTA | Gelombang penyakit musiman kembali menghantam sejumlah negara di Asia. Kali ini, lonjakan kasus flu jenis Influenza A tengah menjadi perhatian serius setelah menimbulkan peningkatan signifikan di berbagai wilayah, termasuk Indonesia (21/10/2025).
Data terbaru menunjukkan, Thailand mencatat lebih dari 700.000 kasus influenza dengan 61 kematian hingga awal Oktober 2025 – angka yang membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan dini bagi negara-negara di kawasan tropis. Sementara di Indonesia, meski belum ada laporan resmi mengenai daerah dengan kasus tertinggi, tren peningkatan serupa mulai terlihat di berbagai provinsi.
Menurut laporan WHO melalui sistem FluNet, virus Influenza A varian H3N2 menjadi penyebab utama melonjaknya kasus gangguan pernapasan. Varian ini dikenal sebagai virus musiman yang mudah menular dan memiliki kemampuan bermutasi cepat, sehingga bisa menghasilkan strain baru yang lebih kebal terhadap kekebalan tubuh manusia.
Gejala H3N2 umumnya tampak seperti flu biasa, namun intensitasnya bisa jauh lebih berat. Pasien sering mengalami demam tinggi, nyeri otot, sakit kepala, batuk kering, hingga berisiko mengalami komplikasi pneumonia jika tidak ditangani dengan cepat. Kondisi cuaca ekstrem dan kelembapan udara yang tinggi di kawasan Asia Tenggara turut memperburuk penyebaran virus ini.
Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk menjaga daya tahan tubuh dan menerapkan langkah-langkah pencegahan sederhana seperti menggunakan masker di ruang publik, mencuci tangan, serta menghindari kontak dengan penderita flu berat.
Meski sebagian besar kasus dapat sembuh dalam 7–10 hari dengan istirahat cukup dan obat pereda gejala, masyarakat tetap diminta waspada terhadap tanda-tanda komplikasi yang memerlukan perawatan medis.
Gelombang flu ini menjadi pengingat bahwa virus musiman tidak bisa dianggap remeh. Influenza A H3N2 mungkin hanya flu, tetapi potensinya bisa berubah menjadi badai bila kewaspadaan diabaikan.(*)










Komentar