Dari Kampus untuk Negeri: UINSW Kediri Siapkan Generasi Tangguh Hadapi Bencana

KEDIRI | Langkah nyata membangun kesadaran kebencanaan lahir dari dunia kampus. Universitas Islam Negeri Syekh Wasil (UINSW) Kediri, melalui Racana KH. Hasyim Asyari  Fatmawati Gerakan Pramuka, menggelar Pelatihan Tanggap Darurat Kebencanaan dan Krisis yang melibatkan peserta dari berbagai Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) dan SMA sederajat se-Jawa Timur.

Kegiatan yang berlangsung pada Jumat (31/10/2025) ini diikuti 114 peserta dari berbagai daerah. Sebanyak 95 peserta berasal dari PTKIN seperti UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sunan Ampel Surabaya, UIN KH Achmad Siddiq Jember, dan UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo.

Sementara 19 peserta lainnya merupakan perwakilan pangkalan SMA/MA/SMK se-Jawa Timur yang tergabung dalam jaringan pendidikan tangguh bencana.

Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Kemahasiswaan UINSW Kediri, Prof. M. Dimyati Huda, menyebut bahwa kegiatan ini adalah bukti peran nyata kampus dalam menumbuhkan budaya siaga bencana di kalangan pelajar dan mahasiswa.

“Kampus tidak hanya mencetak sarjana yang cerdas, tapi juga pribadi tangguh yang mampu menghadapi situasi darurat. Dalam konteks ini, Pramuka adalah pionir kesiapsiagaan bencana,” tegasnya.

Ketua Panitia, Prof. Iskandar Tsani, menjelaskan pelatihan ini memadukan teori dan praktik lapangan melalui simulasi evakuasi, manajemen bencana, pertolongan pertama, dan penanganan pasca bencana.

“Tujuan kami sederhana tapi penting: mencetak generasi muda yang tidak panik saat bencana datang, tapi tanggap, terampil, dan siap membantu,” ungkapnya.

Pelatihan juga menghadirkan instruktur berpengalaman, seperti Jainudin dari Kwartir Daerah Jawa Timur, Nanang Syaikhul dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Stefanus Maria Eduwat dari BPBD Kabupaten Jombang. Mereka memberikan pembekalan langsung tentang strategi menghadapi krisis dan penanganan korban di lapangan.

Civitas akademika UINSW Kediri berharap pelatihan ini menjadi inspirasi bagi kampus lain untuk menanamkan nilai “tanggap sebelum tanggap darurat”, agar kesiapsiagaan bukan hanya slogan, tetapi budaya yang melekat dalam keseharian.

“Kesiapsiagaan bukan hanya tugas relawan, tapi tanggung jawab bersama. Kami ingin semangat ini menyebar dari kampus ke masyarakat luas,” tutup Prof. Dimyati penuh optimisme.

Dengan semangat kolaborasi dan kepedulian, UINSW Kediri menegaskan diri sebagai kampus pelopor pendidikan kebencanaan di Jawa Timur  dari kampus, untuk negeri. (*)

Komentar

News Feed