MAJALENGKA | Siapa sangka, kebiasaan suka belanja justru mengantarkan Juju Juariah asal Ciomas Majalengka menjadi pengusaha kreatif yang sukses di bidang fesyen ramah lingkungan. Perempuan asal Majalengka ini kini dikenal sebagai pemilik brand “Jui Hasan Ecoprint”, sebuah usaha yang mengolah kain menjadi karya seni bermotif alami dari daun dan bunga.
Dulu, Juju mengaku gemar berbelanja pakaian dan aksesori. Setiap kali ada model baru, ia tak segan membelinya. Namun, kebiasaan itu justru menumbuhkan ide: “Daripada terus beli, kenapa tidak coba membuat sendiri?” Itulah awal mula langkah Juju menekuni dunia ecoprint, teknik pewarnaan kain menggunakan bahan-bahan alami dari alam sekitar.
“Awalnya saya hanya coba-coba. Saya lihat di media sosial, banyak yang membuat kain dengan motif daun dan warna alami. Saya tertarik karena selain indah, juga ramah lingkungan,” tutur Juju saat ditemui di rumah produksinya di Kabupaten Majalengka.
Dengan bermodal semangat dan rasa ingin tahu, Juju mulai belajar teknik ecoprint secara otodidak. Ia mengumpulkan daun jati, ketapang, jarak, dan berbagai tumbuhan yang mudah ditemukan di sekitar rumah. Dari hasil eksperimen itu lahirlah karya pertamanya yang unik dan bernilai seni tinggi.
Tahun demi tahun, keterampilannya semakin terasah. Juju kemudian memberi nama usahanya “Jui Hasan Ecoprint”, gabungan dari namanya sendiri dan nama keluarganya, sebagai bentuk doa dan harapan agar usahanya terus tumbuh.
Kini, produk Jui Hasan Ecoprint meliputi kain, tas, jilbab, hingga pakaian jadi yang semuanya bermotif daun alami. Setiap helai produk memiliki corak yang berbeda tidak ada yang benar-benar sama, karena dibuat langsung dari cetakan daun sungguhan. Inilah yang membuat karya Juju memiliki daya tarik tersendiri di pasar lokal maupun luar daerah.
“Yang paling saya syukuri, usaha ini bukan hanya memberi penghasilan, tapi juga memberi kesempatan saya untuk berkarya sekaligus menjaga lingkungan,” ujar Juju dengan senyum hangat.
Selain memasarkan produknya secara daring, Juju juga aktif mengikuti berbagai pameran dan pelatihan kewirausahaan di Majalengka. Ia berharap, kisahnya bisa menginspirasi perempuan lain agar berani memulai usaha dari hal yang sederhana.
“Kalau dulu saya suka belanja, sekarang saya justru senang membuat produk yang dibeli orang lain. Rasanya luar biasa,” tutupnya.(th)










Komentar