JAKARTA | Di era internet, informasi medis palsu cepat menyebar, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Salah satu hoaks yang sempat viral adalah “blue waffle”, diklaim sebagai penyakit menular seksual dengan gejala perubahan warna kebiruan pada area kelamin.
Namun, menurut para ahli, blue waffle bukan penyakit nyata. Istilah ini tidak tercantum dalam literatur medis, jurnal kesehatan, maupun panduan organisasi kesehatan dunia. Semua klaim terkait penyakit ini tidak memiliki dasar ilmiah.
Gejala yang sering dikaitkan dengan blue waffle, seperti ruam, luka, atau perubahan warna kulit, sebenarnya bisa disebabkan oleh infeksi menular seksual yang nyata, seperti herpes genital, gonore, atau klamidia. Tidak ada IMS yang membuat kulit kelamin berubah menjadi biru seperti yang digambarkan di internet.
Ahli kesehatan menekankan bahwa istilah blue waffle muncul dari konten palsu yang dibuat untuk menakut-nakuti atau mempermalukan orang, terutama remaja. Tidak ada laporan medis yang membuktikan keberadaan penyakit ini.
“Penting bagi masyarakat, terutama remaja, untuk tidak mudah percaya hoaks medis. Jika mengalami keluhan di area kelamin, segera periksa ke dokter atau layanan kesehatan resmi,” ujar seorang pakar kesehatan.
Pesan kuncinya: cek sumber informasi kesehatan yang kredibel, jangan mudah panik oleh istilah viral di internet, dan pahami bahwa tidak semua yang beredar di media sosial benar. Dengan begitu, kecemasan berlebihan bisa dihindari, dan penyakit yang nyata bisa ditangani dengan tepat. (*)










Komentar