Sapi Sono Menari di Tanah Madura: Pesona Tradisi Bangkitkan Semangat Hari Jadi ke-80 Jawa Timur

PAMEKASAN | Tradisi budaya khas Madura kembali menggema di tanah kelahirannya. Dalam semarak peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Timur, Festival Sapi Sono 2025 resmi dibuka penuh kemeriahan di Kantor Bakorwil IV Pamekasan, Jalan Slamet Riyadi No.1, Barurambat Kota, Minggu (2/11/2025).

Suara musik saronen menggema, diiringi langkah anggun pasangan sapi betina berhias kain sutra dan ornamen berkilau. Penonton bersorak kagum ketika deretan 20 pasangan sapi dari Sampang, Pamekasan, dan Sumenep menampilkan keindahan dan keserasian gerak khas budaya Madura yang telah diwariskan turun-temurun.

Pembukaan festival dilakukan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Dr. Ir. Indyah Aryani, mewakili Gubernur Khofifah Indar Parawansa. Hadir pula Kepala Bakorwil IV Pamekasan, Sufi Agustini, M.Si., perwakilan OPD Pemprov Jatim, dan Wakil Bupati Pamekasan, H. Sukriyanto.

Dalam laporannya, Sufi Agustini menyebut bahwa ajang tahunan ini bukan sekadar lomba keindahan, tetapi juga wadah pelestarian budaya sekaligus promosi wisata Madura.

“Setiap gerak dan hiasan sapi punya makna menggambarkan kerja keras, keselarasan, dan kebanggaan masyarakat Madura,” ujar Sufi.

Mewakili Gubernur, Indyah Aryani menyampaikan apresiasi mendalam terhadap semangat masyarakat Madura yang terus menjaga tradisi leluhur di tengah perubahan zaman.

“Festival Sapi Sono bukan sekadar hiburan, melainkan simbol jati diri dan ketangguhan budaya lokal. Tradisi ini harus terus dijaga agar menjadi daya tarik wisata berkelas dunia,” tegasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Pamekasan, H. Sukriyanto, menilai kegiatan ini memiliki nilai ekonomi dan sosial yang kuat. Menurutnya, festival ini tidak hanya mengangkat kebanggaan budaya Madura, tetapi juga menghidupkan ekonomi masyarakatmulai dari perajin hiasan sapi, pengrajin kain, hingga pedagang kuliner lokal.

“Kita berharap festival ini terus menjadi kebanggaan, bukan hanya bagi Madura, tapi juga bagi Jawa Timur dan Indonesia,” ujar Sukriyanto.

Sorak tawa, aroma sate Madura, dan dentuman musik tradisional menjadikan suasana festival terasa hangat dan penuh warna. Di tengah modernisasi, Sapi Sono tetap menjadi simbol kemegahan budaya Madura yang anggun, kuat, dan menawan—cerminan keindahan tradisi yang tak lekang oleh waktu. (*)

Komentar

News Feed