LOARANG | Di tengah hamparan sawah dan kebun yang hijau, Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, menyimpan cerita keberhasilan yang membanggakan. Kunjungan kerja Camat Losarang, Encep Ria Setiadi, SE., M.Si, baru-baru ini membuka mata bahwa desa ini bukan sekadar tempat tinggal warganya, tetapi juga pusat ekonomi berbasis potensi lokal yang terus tumbuh.
Dalam kunjungan yang penuh keakraban itu, Camat disambut hangat oleh perangkat desa dan masyarakat. Mereka mengajak Encep meninjau satu per satu potensi unggulan, mulai dari kolam ikan yang teratur, perkebunan produktif, hingga rumah-rumah sederhana tempat warga memanen madu alami.
“Saya melihat langsung bagaimana masyarakat Cemara Kulon memanfaatkan alam dengan penuh kearifan. Dari air mereka mendapat ikan, dari tanah tumbuh kebun yang hijau, dan dari lebah mereka panen madu yang sehat. Inilah wajah kemandirian desa yang sesungguhnya,” ujar Encep dengan bangga.
Budidaya ikan di Cemara Kulon bukan sekadar usaha sampingan. Kolam-kolam yang membentang luas menjadi sumber penghidupan utama. Ikan-ikan yang dipelihara dengan teknik ramah lingkungan dipanen rutin untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan luar daerah.
Keberhasilan ini tidak lepas dari manajemen kolam yang baik dan sistem pakan yang terukur. Para petani ikan bekerja bahu-membahu, menjadikan desa ini sebagai salah satu lumbung ikan di Kecamatan Losarang.
Selepas dari kolam ikan, Camat meninjau area perkebunan. Pemandangan hijau dengan aneka tanaman – mulai dari sayuran segar hingga buah-buahan – memperlihatkan wajah ekonomi yang beragam. Setiap hasil panen bukan hanya menambah pendapatan, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan warga.
Perkebunan Cemara Kulon menjadi contoh bagaimana masyarakat desa mampu menjaga keseimbangan antara ekonomi dan ekologi. Mereka tidak sekadar menanam untuk dijual, tetapi juga menjaga kesuburan tanah demi keberlanjutan.
Potensi paling unik yang menarik perhatian Camat adalah budidaya lebah madu. Dengan teknik sederhana namun efektif, warga berhasil menghasilkan madu alami berkualitas tinggi. Botol-botol madu hasil panen kini sudah mulai dipasarkan ke luar daerah dan mendapat sambutan positif.
“Madu alami ini bisa jadi ikon baru Cemara Kulon. Selain sehat dan bernilai ekonomi, produk ini membawa nama desa ke pasar yang lebih luas,” tambah Encep Ria Setiadi.
Keberhasilan Cemara Kulon tidak datang begitu saja. Gotong royong menjadi kunci. Warga saling mendukung, pemerintah desa memberi dorongan, dan semua berjalan dengan arah yang sama. Dukungan moral dari Camat Losarang semakin memperkuat semangat masyarakat untuk terus berinovasi.
Encep juga berpesan pentingnya menjaga standar kualitas dan memperkuat branding produk. Ia menekankan bahwa pasar kini menuntut mutu dan kemasan yang menarik agar produk lokal mampu bersaing di tingkat regional bahkan nasional.
Dengan potensi yang lengkap dari ikan, kebun, hingga madu , Desa Cemara Kulon kini digadang-gadang sebagai desa percontohan kemandirian di Losarang. Ke depan, desa ini bukan hanya bisa menjadi rujukan bagi desa lain di Indramayu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi wilayah lain di Jawa Barat.
“Cemara Kulon adalah contoh nyata desa yang berdaya. Pemerintah kecamatan akan terus hadir mendukung agar desa ini semakin berkembang dan memberi manfaat luas,” tegas Camat Losarang.
Kunjungan ini tidak hanya sekadar agenda kerja, tetapi juga momentum penting yang meneguhkan posisi Desa Cemara Kulon sebagai desa dengan daya saing tinggi. Masyarakat pun berharap perhatian dari pemerintah terus mengalir, terutama dalam pembukaan akses pasar, pelatihan, serta dukungan teknis yang bisa mengangkat produk lokal ke level yang lebih tinggi.
Dengan potensi alam yang dikelola bijak dan semangat gotong royong yang terus terjaga, Cemara Kulon kini tak hanya dikenal sebagai desa di pesisir Losarang, tetapi juga sebagai “desa mandiri yang manis, hijau, dan penuh kehidupan.” (*)










Komentar