JAKARTA | Gelombang panas tidak hanya membuat tubuh lelah dan dehidrasi. Studi terbaru mengungkap, paparan suhu ekstrem berulang dapat mempercepat penuaan biologis tubuh, bahkan setara dengan dampak merokok atau konsumsi alkohol.
Penelitian selama 15 tahun terhadap 24.922 orang dewasa di Taiwan mencatat sekitar 30 gelombang panas. Hasilnya, orang yang sering terpapar panas ekstrem mengalami percepatan usia biologis, di mana organ tubuh menua lebih cepat. Bahkan, paparan berulang dalam dua tahun bisa menambah 8–11 hari pada usia biologis seseorang.
Dilansir Very Well Health, Kamis (11/9/2025), penuaan biologis berbeda dengan usia kronologis. Penuaan biologis menunjukkan kondisi sel tubuh. Panas ekstrem diduga memperpendek telomer—struktur DNA di ujung kromosom—yang berkaitan dengan penuaan dini dan risiko kematian.
“Gelombang panas adalah silent killer. Ia tidak terlihat dramatis seperti badai, tapi mematikan,” kata Daniel J. Vecellio, asisten profesor di University of Nebraska Omaha.
Kelompok paling rentan antara lain pekerja lapangan, warga pedesaan, lansia, penderita diabetes, obesitas, penyakit jantung, asma, serta ibu hamil. Mereka lebih sulit menyesuaikan diri dengan panas ekstrem karena kondisi tubuh yang rentan.
Pakar merekomendasikan tetap berada di dalam ruangan saat suhu tinggi, memakai pakaian longgar berwarna terang, menjaga cairan tubuh, hingga mengurangi aktivitas luar ruang. Namun, solusi jangka panjang berupa kebijakan kesehatan kerja dan akses pendingin ruangan yang merata dinilai mendesak.
Dengan gelombang panas yang kini hadir lebih sering, lebih lama, dan lebih intens, para peneliti mengingatkan agar masyarakat mulai menyadari ancaman “pembunuh senyap” ini sejak dini.(*)










Komentar