Benarkah Manusia Bisa Hidup 150 Tahun? Sains, Rekor Dunia, dan Misteri Mbah Ghoto

JAKARTA |  Panjang umur dengan tubuh sehat adalah impian banyak orang. Namun, benarkah manusia bisa mencapai usia 150 tahun? Pertanyaan ini kembali mencuat setelah sejumlah penelitian mencoba mengungkap batas maksimal usia manusia, sementara kisah-kisah fenomenal dari berbagai belahan dunia memberi warna tersendiri.

Dalam catatan resmi dunia, rekor umur panjang masih dipegang oleh Jeanne Calment dari Prancis. Ia wafat pada Agustus 1997 dalam usia 122 tahun 164 hari. Hingga kini, pencapaian itu diakui Guinness World Records sebagai usia tertua yang terbukti secara ilmiah.


Di Indonesia, nama Mbah Ghoto sempat mengguncang dunia. Kakek asal Sragen, Jawa Tengah, ini memiliki kartu identitas yang menunjukkan ia lahir pada 31 Desember 1870. Jika benar, maka saat wafat pada 2017, usianya mencapai 146 tahun.
Namun, usia fantastis itu tak pernah diverifikasi secara ilmiah dan namanya tidak tercatat dalam Guinness Book of Records. Hingga kini, Mbah Ghoto tetap menjadi legenda yang menyisakan misteri.


Para peneliti meyakini bahwa rentang hidup manusia umumnya maksimal berada di angka 120-an tahun. Namun, sebuah studi yang diterbitkan di Nature Communications (2021) menyebutkan kemungkinan manusia bisa hidup hingga 150 tahun jika berhasil menjalani hidup dengan minim stres, ditambah faktor genetika yang mendukung, serta terbebas dari penyakit mematikan.

Penelitian itu melibatkan populasi dari Amerika Serikat, Inggris, dan Rusia, dengan memantau parameter seperti jumlah sel darah dan langkah harian. Dari situ, mereka mencoba memprediksi “laju penuaan” seseorang.


Meski menarik, hasil riset ini menuai skeptisisme. Heather Whitson, Direktur Pusat Studi Penuaan Duke University, menilai indikator seperti langkah harian terlalu personal untuk dijadikan acuan universal.

Sementara Nir Barzilai, pakar genetika, berpendapat bahwa rentang hidup manusia saat ini realistisnya berada di sekitar 115 tahun. “Penuaan memicu penyakit terkait usia. Karena itu, fokus utama seharusnya bukan menunda kematian, melainkan menjaga kualitas hidup agar sehat lebih lama,” ujarnya.


Studi tentang umur panjang memang terus berkembang, namun satu hal yang disepakati para ilmuwan: umur panjang tidak ada artinya tanpa kualitas hidup. Menjaga pola makan sehat, aktif bergerak, mengelola stres, dan memperkuat ikatan sosial disebut sebagai faktor penting agar usia senja tetap berkualitas.

Dengan kata lain, apakah manusia bisa hidup hingga 150 tahun masih menjadi perdebatan. Namun yang lebih penting adalah bagaimana setiap orang bisa menjadikan hari-hari yang ada lebih sehat, bermakna, dan penuh kebahagiaan.(*)

Komentar

News Feed