Jakarta |Menjelang malam tahun baru, pesta makanan bakar seperti jagung, ikan, atau daging kerap menjadi tradisi banyak orang. Namun, ada kekhawatiran yang berkembang bahwa konsumsi makanan yang dibakar dapat meningkatkan risiko kanker. Benarkah demikian?
Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel tidak terkendali di dalam tubuh yang dapat menyebar ke organ lain. Salah satu pemicu yang sering didiskusikan adalah zat kimia berbahaya yang terbentuk saat makanan dimasak pada suhu tinggi.
Melansir dari WebMD, makanan yang dimasak terlalu lama, terutama yang berbasis karbohidrat seperti kentang atau roti, dapat menghasilkan akrilamida, zat kimia yang dianggap sebagai karsinogen. Menurut Dr. Neil Inyengar, seorang onkolog medis di New York City, “Memasak makanan terlalu lama dapat menciptakan karsinogen dalam makanan yang berpotensi membahayakan tubuh.” Namun, ia menekankan bahwa hubungan ini masih berupa hipotesis dan belum sepenuhnya terbukti.
Penelitian pada hewan pengerat menunjukkan bahwa paparan kadar akrilamida tinggi dapat menyebabkan tumor. Namun, studi pada manusia belum menunjukkan bukti yang konsisten. Misalnya, penelitian yang mengaitkan akrilamida dengan kanker prostat, kandung kemih, ginjal, dan usus gagal menemukan hubungan yang jelas.
Metode memasak daging seperti memanggang atau mengasapi juga dapat menghasilkan zat berbahaya lain seperti amina heterosiklik (HCA) dan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH). Pada hewan, zat ini dapat memicu tumor, tetapi bukti dampaknya pada manusia masih terbatas dan tidak meyakinkan.
Meski begitu, ada beberapa studi yang mengindikasikan potensi risiko peningkatan kanker kolorektal atau pankreas akibat konsumsi daging yang dimasak terlalu matang. Namun, penelitian lain tidak menemukan hubungan tersebut.
Sebagai langkah pencegahan, ahli kesehatan menyarankan untuk tetap membatasi konsumsi makanan yang gosong atau terlalu matang. Memasak dengan teknik yang lebih sehat, seperti merebus atau mengukus, dapat menjadi pilihan untuk mengurangi risiko penyakit, termasuk kanker.
Kesimpulannya, meskipun bukti ilmiah belum sepenuhnya mendukung klaim bahwa makanan bakar dapat langsung menyebabkan kanker, tetap penting untuk menjaga pola makan seimbang dan menghindari konsumsi makanan yang dimasak pada suhu tinggi secara berlebihan.(tomi)
