Tren Obat Cacing di Kalangan Gen Z, Dokter Ingatkan Risiko jika Konsumsi Tanpa Konsultasi

Jakarta | Belakangan ini, minum obat cacing jadi tren di kalangan anak muda, termasuk gen Z. Ada yang mengonsumsi karena alasan kesehatan, ada juga yang sekadar ikut-ikutan. Namun, apakah aman jika dikonsumsi tanpa resep dokter?

Dokter spesialis anak sekaligus anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, Riyadi, mengingatkan bahwa konsumsi obat cacing tidak boleh dilakukan sembarangan.

“Minum obat cacing kalau memang bergejala boleh, umur berapapun. Tapi harus sesuai saran dokter dan tidak berlebihan, supaya tidak muncul resistensi akibat penggunaan tidak rasional,” ujarnya dalam webinar Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Minggu (24/8/2025).

Salah satu mitos yang beredar di masyarakat adalah obat cacing hanya boleh diminum pada malam hari. Riyadi menegaskan hal itu tidak benar.

“Lebih baik diminum saat perut kosong atau malam hari, tapi itu bukan aturan baku. Obat cacing bisa diminum kapan saja,” jelasnya.

  • Anak usia sekolah di daerah dengan prevalensi kecacingan tinggi dianjurkan mengonsumsi obat cacing 1–2 kali setahun.

  • Orang tanpa gejala atau yang tidak tinggal di wilayah risiko tinggi sebaiknya tidak rutin minum obat cacing tanpa konsultasi dokter.

Riyadi juga menekankan, meski hingga kini belum ada bukti ilmiah resistensi obat cacing pada manusia, tetap ada risiko jika obat digunakan sembarangan.

Selain obat, pencegahan utama kecacingan adalah menjaga kebersihan. Riyadi menyoroti masih banyaknya masyarakat yang menggunakan sumber air tanah yang dekat dengan jamban serta kebiasaan tidak menjaga kebersihan kuku.

“Yang utama itu bukan obatnya, tapi jaga kebersihan lingkungan dan tubuh,” tegasnya. (*)

Komentar

News Feed